Site icon Media Asuransi News

Tips Menghindari Burnout Ketika WFH

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19 ini, tidak mengherankan banyak orang khawatir akan bagaimana menjaga produktivitas kerja mereka. Bahkan yang menjadi kekhawatiran besar lain bagi mereka adalah bagaimana menangani risiko jangka panjang saat mengalami kelelahan (burnout).

Kelelahan (burnout) karyawan bisa terjadi kapan saja. Namun, kondisi ini menjadi lebih umum dialami banyak orang selama pandemi Covid-19.

Bagi Anda yang bekerja di kantor, kamu bisa jadi merasa burnout karena harus bangun pagi (bagi sebagian orang yang jarak kantor dan rumahnya jauh harus sudah bangun pada pukul enam pagi) untuk melakukan perjalanan selama dua jam. Lalu, menghabiskan delapan hingga sembilan jam di kantor, dan kemudian kembali menghabiskan dua jam lagi untuk pulang ke rumah.

Baca juga: DBS Bentuk Dewan Komite Keberlanjutan, Ini Tugasnya

Begitu pun bagi banyak orang yang kini harus bekerja dari rumah. Kondisi burnout selama WFH ini dapat dirasakan karena mereka mengatur jadwal sendiri, terganggu sepanjang hari dengan situasi yang terjadi di rumah yang mungkin menyebabkan produktivitas mereka berkurang. Atau juga mungkin merasa terisolasi, sendirian, bagi mereka yang tinggal sendiri di kos atau apartemen. 

Apakah burnout ini sebuah masalah serius bila terjadi pada diri kita? Lalu apa itu sebenarnya burnout? Apa tanda-tanda, penyebab, dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, cari tahu bersama! 

Apa Itu Burnout?

Menurut sebuah penelitian, burnout adalah sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap penyebab stres interpersonal kronis di tempat kerja. Sederhananya, jika kamu merasa lelah, mulai membenci pekerjaanmu, dan mulai merasa kurang mampu dalam bekerja, artinya kamu menunjukkan tanda-tanda burnout.

Tanda-tanda Kamu Mengalami Burnout

WHO menjelaskan bahwa kelelahan secara khusus terkait dengan pekerjaan dapat ditandai melalui tiga tanda sebagai berikut:

  1. Perasaan lelah atau kehabisan energi.
  2. Meningkatnya jarak mental dari pekerjaan yang dialami oleh seseorang, atau perasaan negatif atau sinisme terkait dengan pekerjaannya.
  3. Efektivitas kerja menurun.

Penyebab Burnout

Kelelahan (burnout) karyawan dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum meliputi:

  1. Tuntutan pekerjaan yang luar biasa.
  2. Persyaratan pekerjaan yang bertentangan dengan persetujuan.
  3. Kurangnya sumber daya atau pelatihan yang tepat.
  4. Kekurangan umpan balik (feedback) yang membangun.

Risiko Buruk yang Timbul Akibat Burnout

Tahukah Anda, kalau mengalami burnout saat bekerja selama WFH ini bisa berdampak pada banyak hal? Kelelahan (burnout) akibat bekerja selama pandemi bisa meningkatkan risiko pada keselamatan kerja sekaligus produktivitas kerja.

Lebih jauh lagi, risikonya bagi karyawan yang mengalami burnout tapi kurang menyadari lingkungannya, sehingga dapat mempertaruhkan keselamatan kerja. Kelelahan ini juga menyebabkan ketidakefektifan, penurunan kepuasan kerja, penurunan komitmen terhadap organisasi, gangguan pada timnya, pelanggan, dan pada akhirnya bisnis itu sendiri yaitu produktivitas perusahaan. 

Baca juga: Terus Melejit, Investasi Kripto 5 Besar Terbanyak Diminati

Cara Mengatasi Burnout dengan Teknik APPLE

Saat kamu merasakan burnout, ada satu teknik yang direkomendasikan oleh Anxiety UK, badan amal yang peduli pada orang-orang yang menderita kecemasan, stres, dan depresi berbasis kecemasan, yaitu mencoba mempraktikkan teknik APPLE (Acknowledge, Pause, Pull back, Let go, dan Explore) untuk mengendalikan dan mengelola kecemasan:

  • Acknowledge (Akui): Perhatikan dan akui ketidakpastian yang muncul di pikiranmu.
  • Pause (Jeda): Jangan bereaksi seperti biasanya. Jangan bereaksi sama sekali. Berhenti sejenak dan bernafaslah.
  1. Pull back (Tarik mundur): Katakan pada dirimu bahwa ini hanya kekhawatiran. Dan rasa kekhawatiran berlebih ini tidak perlu Anda rasakan dan tidak membantu apa-apa. Itu hanya pikiran atau perasaan. Jangan percaya semua yang Anda pikirkan. Pikiran bukanlah pernyataan atau fakta.
  2. Let go (Lepaskan): Lepaskan pikiran atau perasaan. Semuanya akan berlalu. Anda tidak perlu menanggapinya.
  3. Explore (Jelajahi): Jelajahi momen saat ini, karena saat ini, di saat ini, semuanya baik-baik saja. Perhatikan pernapasan dan sekeliling kamu. Kemudian alihkan fokus perhatianmu ke hal lain seperti apa yang perlu Anda lakukan sekarang dan apa yang perlu  dilakukan sebelum Anda merasakan kekhawatiran itu.

Selain teknik APPLE ini, sebaiknya Anda juga memperhatikan beberapa unsur penting kesehatan tubuh dan mental Anda saat ini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu:

  1. Cobalah untuk tidur setidaknya delapan jam. Pola tidur yang buruk dapat meningkatkan stres.
  2. Nutrisi yang tepat sangat penting selama masa krisis. Makan setidaknya tiga kali sehari dan banyak minum air putih.
  3. Bila Anda bekerja dari rumah, ingatlah untuk istirahat. Sesekali, pergilah ke luar dan berjalan-jalan untuk membantu menjernihkan pikiranmu.
  4. Kelilingi dirimu dengan sebanyak mungkin orang positif yang dapat kamu temui untuk mendapatkan dukungan.
  5. Akui dari mana rasa stres yang Anda rasakan berasal membuatnya lebih mudah untuk menghadapi dan menemukan strategi mengatasi yang tepat.
  6. Jika menonton atau membaca berita merupakan pemicu stres, maka batasi jumlah berita yang kamu konsumsi per hari. Matikan televisi, letakkan ponselmu dan istirahatlah dari media sosial.
  7. Lakukan sesuatu yang membantu meredakan stresmu, seperti berjalan-jalan, berbicara dengan teman, menulis jurnal, berolahraga secara teratur, atau menikmati makanan enak.
  8. Hubungi bantuan profesional kesehatan mental, termasuk kelompok dukungan untuk mendapatkan bantuan.
  9. Menjaga jadwal harian akan membantu memberi kamu kendali untuk situasi yang tampaknya tidak terkendali.

Bagaimana jika semua cara telah  dilakukan dan tidak berhasil dan Anda masih tetap merasakan burnout? Jika terus merasakan kondisi ini dan sudah tidak mampu lagi Anda kendalikan sendiri, sebaiknya mulai mencari bantuan profesional. 

Jangan ragu untuk menghubungi tenaga profesional. Mereka akan membantumu untuk menemukan solusi pemulihan yang perlu Anda lakukan. Ada berbagai opsi teleterapi yang dapat diakses selama pandemi, serta saluran telepon hotline dan sumber daya daring. Aha

Exit mobile version