Media Asuransi – Pemerintah Korea Selatan tengah mengikuti langkah China dalam memperketat regulasi untuk perusahaan teknologi. Langkah ini dilakukan akibat kekhawatiran pemerintah terhadap dominasi
Hal ini membuat harga saham emiten teknologi internet di Korea Selatan turun drastis. Salah satu yang terkena dampaknya adalah Kakao. Sebagai layanan media sosial terbesar di Korsel, Kakao mengalami penurunan harga saham lebih dari 16% pada tanggal 9 September, apabila dibandingkan dengan tanggal 7 September.
Baca juga: East Ventures dan Saratoga Danai SIRCLO Rp512 Miliar
Selain itu, Naver, pemilik platform chatting LINE, turun 10%. Padahal sebelumnya, Kakao dan Naver merupakan perusahaan yang diuntungkan dari tren stay-at-
Tech crackdown yang terjadi di China dan Korea Selatan, serta regulasi anti-monopoli di Amerika Serikat membuktikan besarnya pengaruh kebijakan pemerintah terhadap performa perusahaan teknologi.
Hal ini juga menekankan kewajiban perusahaan teknologi untuk tetap menjaga data privacy dan tidak melakukan rencana yang ekspansi yang bisa merugikan kepentingan umum.
Baca juga: Peringkat Obligasi Sumberdaya Sewatama Ditegaskan idCCC
Seperti diketahui, dengan adanya pandemi Covid-19 geliat perusahaan teknologi semakin masif dan mendominasi sendi kehidupan manusia. Di sisi lain, kekhawatiran terhadap kebocoran dan penjualan data terus mengemuka dan menjadi permasalahan utama.
Di Indonesia sendiri, Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) belum juga disahkan sejak masuk program legislasi nasional tahun 2020 dan berlanjut pada tahun ini. Padahal, kasus demi kasus kebocoran data pribadi terus terjadi. Aha