Ketika Tim Redaksi sedang menyiapkan tema Cover Story edisi Februari 2021 mengenai produk asuransi jiwa, tiba-tiba ada kabar mengenai gempa bumi di daerah Sulawesi Barat. Tepatnya di Majene. Gempa bumi ini berpotensi menimbulkan kerusakan di Kabupaten Majene, Mamuju, Mamasa, dan Polewali Mandar.
Maka kami mengubah tema Cover Story untuk edisi ini menjadi Asuransi Bencana di Indonesia. Kemudian tema produk asuransi jiwa dimuat di edisi berikutnya. Pentingnya asuransi bencana alam tidak setiap saat pas untuk diingatkan, kecuali pada saat terjadinya bencana alam tersebut, seperti gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat di awal tahun ini.
Menurut Presiden Direktur PT Reasuransi MAIPARK Indonesia, Ahmad Fauzie Darwis, pihaknya mencatat sudah terdapat tiga kejadian gempa bumi merusak di tahun ini. Pertama, Gempa Morowali pada 4 Januari 2021. Kedua, serial Gempa Majene 14 dan 15 Januari 2021. Dan ketiga, Gempa Talaud 21 Januari 2021.
Fauzie Darwis memperkirakan total eksposur industri asuransi di wilayah terdampak mencapai Rp925,7 miliar. Dari eksposur tersebut, 89,7 persen atau Rp830,8 miliar berasal dari Mamuju, dengan 146 risiko yang terproteksi asuransi.
Mamuju sebagai wilayah paling terdampak di Sulawesi Barat, menurut Fauzie Darwis, mencatatkan eksposur Rp9,9 miliar dari 11 risiko. Sedangkan Kabupaten Polewali Mandar mempunyai eksposur Rp66,8 miliar dari 48 risiko. Dan Kabupaten Mamasa mempunyai eksposur Rp18,04 miliar dari 13 risiko.
Menurut catatan Reasuransi MAIPARK, gempa yang terjadi di Majene imbasnya mencapai 13 kabupaten, dengan lima kabupaten yang sangat kuat gempanya. Salah satu perusahaan asuransi umum patungan Jepang-Indonesia, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, tampaknya sudah menyiapkan asuransi gempa bumi dalam produk-produknya. Menurut Presiden Direktur PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, Sancoyo Setiabudi, perusahaan asuransi umum yang dipimpinnya bergabung dengan PT Reasuransi MAIPARK Indonesia untuk memaksimalkan kapasitas nasional dalam memberikan jaminan bencana alam kepada masyarakat Indonesia.
Selain dari pada itu, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia juga menyediakan kapasitas yang memadai melalui berbagai evaluasi modelling untuk memastikan kecukupan kapasitas. “Pada saat ini, ada beberapa produk yang kami pasarkan yang bisa diperluas dengan perluasan bencana alam, seperti asuransi harta benda, asuransi kendaraan bermotor, asuransi rekayasa, dan lain-lainnya,” katanya kepada Achmad Aris dari Media Asuransi baru-baru ini.
Dengan dampak yang luas dan dengan eksposur yang hampir mencapai Rp1 triliun, gempa yang terjadi di Sulawesi Barat merupakan tema yang kuat untuk dipilih sebagai Cover Story pada Media Asuransi edisi Februari 2021.
Cover Story Asuransi Bencana Alam pada edisi Februari 2021 terdiri dari lima tulisan, yang merupakan satu kesatuan. Pertama, Kesiapan Industri Asuransi dalam Menghadapi Bencana Alam. Kedua, Peluang Bisnis Asuransi Bencana Alam di Indonesia. Ketiga, UMKM sebagai Potensi Pasar Asuransi Umum, khususnya dalam Asuransi Bencana Alam. Keempat, Peran BNPB dan BMKG dalam Industri Asuransi Umum. Dan kelima, Eksekutif Asuransi Umum Bicara mengenai Asuransi Bencana Alam.
Selamat menikmati sajian kami. Mucharor Djalil