Tahun 2018 sudah dimulai sebagai Tahun Politik yang ujungnya pada 17 April 2019, di saat Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif berlangsung pada hari yang sama. Pertumbuhan ekonomi masih belum sebagaimana yang diharapkan selama 2018. Tetapi, tampaknya ada penggerak asuransi jiwa selama 2018. Bahkan bisa menyumbang 58,4 persen dari total premi asuransi jiwa Rp 186,05 triliun selama 2018, sebagaimana data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Itulah kekuatan produk asuransi jiwa yang merupakan gabungan proteksi dan investasi, yang dikenal dengan unitlink. Artinya, lebih dari separuh premi asuransi jiwa berasal dari produk unitlink, yang memang manfaatnya dapat dinikmati oleh pemegang polis saat ini. Tak hanya untuk ahli waris pemegang polis. Meskipun, investasi dalam unitlink ini biasanya merupakan jangka panjang dan biasanya pula minimal lima tahun.
Tak hanya di industri asuransi jiwa konvensional unitlink sebagai pendorong pertumbuhan selama 2018, di industri asuransi syariah juga unitlink merupakan pendorong pertumbuhannya. Hal ini pernah diungkapkan oleh Direktur Eksektif Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Erwin Noekman, dalam suatu diskusi dengan Tim Redaksi Media Asuransi di Graha AASI, di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Menurut Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA), per Desember 2018 ada 53 perusahaan asuransi jiwa konvensional dan lima perusahaan asuransi jiwa syariah. Baik bagi asuransi jiwa konvensional maupun asuransi jiwa syariah, tampaknya produk unitlink masih menjanjikan. Padahal, 2018 adalahdimulainya Tahun Politik di saat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta. Dalam suasana politik yang mulai menghangat seperti itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2018 memang belum seperti yang diharapkan. Tetapi, unitlink ternyata menjadi pendorong pertumbuhan asuransi jiwa Indonesia selama 2018.
Bahkan, beberapa eksekutif asuransi jiwa yang perusahaannya menawarkan produk unitlink mengaku optimistis kepada Media Asuransi, bahwa unitlink masih akan tumbuh di puncak Tahun Politik 2019.
Kami dalam Rapat Redaksi Media Asuransi memutuskan tema “Prospek Produk Unitlink di Industri Asuransi Jiwa Indonesia” sebagai Cover Story Edisi April 2019. Ada lima tulisan dalam Cover Story Edisi April 2019. Pertama, Prospek Unitlink, Peluang dan Tantangannya di Industri Asuransi Jiwa. Kedua, Kinerja dan Portofolio Unitlink. Ketiga, Jalur Pemasaran dan Inovasi Produk Unitlink. Keempat, Prospek Unilink Asuransi Syariah. Dan kelima, Eksekutif Asuransi Jiwa Bicara Unitlink.
Produk yang merupakan gabungan proteksi dan investasi, bukanlah monopoli dari unitlink. Karena ada produk tradisional asuransi jiwa yang juga menggabungkan proteksi dan tabungandalam satu produk, yang sering disebut sebagai produk dwiguna. Tapi, sejauh ini produk unitlink tampaknya terasa lebih fleksibel bagi nasabah atau tertanggung, sehingga mereka tertarik dengan produk ini. Walaupun, tentunya, ada risiko yang mengiringi dalam suatu kegiatan investasi.
Direktur Utama PT Asuransi Simas Jiwa IJ Soegeng Wibowo mengingatkan yang perlu diperhatikan oleh calon nasabah kalau mau membeli unitlink adalah harus dipelajari dengan benar dan seksama bagaimana produk unitlink ini bekerja, “Yakni ada sisi-sisi positifnya dan juga negatifnya. Sisi positifnya, jelas ada proteksi dan kalau hasil investasinya positif. Tapi ada sisi negatif bilamana kondisi ekonomi lagi memburuk dan berdampak pada unitlink. Dan unitlink bukan untuk jangka pendek, melainkan untuk jangka panjang,” katanya kepada Media Asuransi.
Selamat menikmati sajian kami. Mucharor Djalil