Site icon Media Asuransi News

Dengan Panahan Melatih Diri Lebih Fokus dan Konsentrasi

    Bagi para pecinta film laga, tentu sangat mengenal nama Robin Hood yang melegenda. Seorang yang berkarakter mahir dalam memanah. Begitu juga dalam kisah para sahabat Nabi, ada nama Saad bin Abi Waqash yang mendapat doa langsung dari Rasulullah agar ditepatkan bidikan panahnya. Tidak saja dalam film atau kisah perjuangan Islam, ternyata aktifitas memanah menjadi olahraga yang cukup digandrungi saat ini. Beberapa sekolah, terutama yang berbasis Islam, ternyata sudah menjadikan panahan ini sebagai kegiatan ekstra kurikulernya. Begitu sejumlah mal di Jakarta dan sekitarnya, juga membuka wahana olahraga statis ini.
Panahan ini sebetulnya adalah olahraga yang simple, akan tetapi rumit pada pelaksanaannya di lapangan. Perlengkapan untuk aktifitas memanah cukup dengan tiga jenis peralatan saja, yaitu busur, anak panah dan papan sasaran panah. Dalam teknis memanah, para pemanah harus bisa menancapkan anak panah seakurat mungkin di posisi paling tengah papan target. Tentu dengan memperkirakan sudut arah antara pemanah dan obyek, selain itu juga dengan mempertimbangkan arah cahaya matahari dan arah serta kecepatan angin yang berkemungkinan mengganggu bidikan dan melesatnya anak panah.
Pada kesempatan ini, Media Asuransi berkesempatan mengenal aktifitas panahan ini di kalangan eksekutif dengan mewawancarai beberapa orang dari mereka yang juga memiliki antusias dengan olahraga ini. Adalah Direktur PT AJS Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Githa), Bunbun Mahbub yang jatuh hati pada olahraga ini sejak tahun lalu, yaitu saat rekan-rekannya bersepakat untuk latihan panahan bersama. Demi menekuni hobi baru ini, Bunbun langsung membeli satu set peralatan panahan jenis Recurve seharga Rp6,5 jutaan. Semenjak itu, Pria berdarah Sunda ini selalu rutin latihan setiap minggunya.
Bunbun mengaku salah satu faktor utama dirinya menyukai jenis olahraga ini karena termasuk yang tertera dalam olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadistnya. Selain itu, dirinya juga merasakan keasyikan tersendiri dengan tantangan dalam membidik sasaran. Sekalipun tergolong masih baru dalam dunia panahan ini, namun setahap demi setahap kesenangan itu tercipta dalam setiap latihan yang dilakoninya.
Dia juga berharap olahraga panahan ini bukan saja menjadi pilihan rekan-rekannya di Amanah Githa, namun juga bisa menular ke perusahaan-perusahaan lain, terutama perusahaan yang bergerak dengan azas syariah. “Sebetulnya saya masih meraba-raba sisi nyamannya panahan ini. Namun saya ingin rutinkan, karena ini olahraga yang disunnahkan. Saya juga berharap olahraga ini dapat digalakkan di industri syariah. Bahkan kalau bisa bisa dibarengi dengan olahraga berkuda yang juga dianjurkan Rasulullah,” ungkap Bunbun di kantornya baru-baru ini.
Sebagai salah satu pengurus Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia, Bunbun juga ingin menerapkan olahraga ini dalam acara-acara khusus para mitra asosiasi, seperti family gathering dan acara lainnya. Selain untuk berolahraga, event panahan ini juga dapat menjadi ajang silaturrahmi antar para anggota, maupun sebagai ajang membangun relationship untuk pengembangan bisnis, sebagaimana golf yang sudah sangat familiar di kalangan para eksekutif. Dirinya berharap panahan dapat menjadi olahraga yang identik dengan pelaku asuransi syariah.
Selain punya keinginan untuk digalakkan di lingkungan kerja, anggota keluarga Bunbun ternyata juga menyukai olahraga ini, salah satunya putranya yang saat ini sekolah di Assyifa Islamic Boarding di Subang, Jawa Barat. Menurut Bunbun, ada beberapa manfaat dalam menekuni olahraga ini. Diantaranya, pemanah diajarkan untuk lebih bisa konsentrasi, fokus dengan satu tujuan, dan pengambilan keputusan yang cepat. Pasalnya jika terlalu lama menahan anak pada di busurnya, keseimbangan tangan saat memegang busur akan goyang. Dan akhirnya bidikanpun sering kali meleset. “Jadi memang harus tepat dalam memanfaatkan momen dalam melepas anak panah. Karena pemanah tentunya akan mengatur pernapasannya juga. Kalau tidak stabil goyangan badan saat bernafas itu akan mengganggu bidikan. Selain itu, pemanah juga dilatih untuk bersabar, teruama saat menarik anak panah, membidik, dan dalam waktu yang bersamaan juga menahan busur.
Soal ukuran busur panah ini, memang ada ukuran tersendiri menurut tinggi badan penggunanya. Begitu juga dengan jenis anak panahnya, juga memiliki jenis-jenis yang berbenda. Namun semua jenis dan ukuran itu tergantung dari kenyamanan pemanah itu sendiri. “Saya sebetulnya memang suka olahraga, namun panahan ini kan masih baru bagi saya. Secara pribadi panahan ini sangat banyak impact positifnya. Selain untuk kesehatan tubuh, di dunia kerja juga besar manfaatnya,” tandas Bunbun.
Selain Bunbun, ada juga Division Head Retakaful PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasionalre), Adam Kurniawan, yang tak kalah antusias dengan olahraga panahan. Bahkan dalam beberapak kali event gathering mitra bisnis syariah Nasionalre, Adam selalu terlibat baik dalam kepanitiaan acara maupun sebagai peserta.
Adam mengungkapkan, beberapa tahun terakhir, dalam rangka ulang tahun Nasionalre selalu digelar gathering yang melibatkan perusahaan-perusahaan ceding, khususnya asuransi syariah, untuk bersama-sama menguatkan silaturrahim dengan menggelar acara panahan. Rencananya, lanjut Adam, pada event hari jadi perusahaan di tahun berikutnya, Nasionalre akan menggelar panahan beserta dengan menunggang kuda. “Beberapa bulan lalu, kami baru menggelar acara panahan bersama mitra syariah. Ini sekaligus sebagai ajang untuk menjaga kekompakan dengan para mitra. Untuk selanjutnya, insyaAllah akan kita kombinasikan panahan ini dengan berkuda. Agar nuansa olahraga syariahnya lebih dapat. Nanti akan kami cari dulu lokasi yang pas. Di Bogor atau di Bandung,” ujar Adam beberapa waktu lalu.
Sebagaimana halnya Bunbun, motivasi Adam untuk aktifitas panahan ini juga berlandaskan dari apa yang diisyaratkan Rasul dalam sebuah hadistnya tentang tiga macam olahraga yang dianjurkan. Dan panahan ini adalah salah satunya. Bagi Adam, panahan adalah olahraga yang tidak bisa dilakukan kecuali dalam pikiran tenang. Pasalnya, kondisi emosional pemanah sangat berpengaruh terhadap akurasi bidikan dalam mencapai target.
Bercerita tentang tekniknya, Adam mengungkapkan ternyata teknik memanah itu tidak semudah apa yang dipikirkan. Banyak hal yang mesti diketahui sebelum memulai olahraga ini. Kepada Media Asuransi, dirinya mengatakan bagi para pemula sebaiknya terlebih dahulu mengenal teknik olahraga ini, termasuk bagaimana posisi berdirinya. Sikap berdiri yang baik yaitu pada saat titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki secara seimbang, dengan posisi tubuh tegak, tidak condong ke depan atau ke belakang, ke samping kanan ataupun ke kiri. Hingga kekuatan saat menarik anak panah dengan tali busur. “Inilah perbedaan antara menembak dan memanah. Memanah ini lebih komplit, karena juga mempertimbangkan daya tarik tali busur dengan sasaran. Kalau menembak kekuatan lesatan peluru itu kan sudah terukur,” jelasnya.
Menurut Adam, panahan ini sebenarnya olahraga yang tidak terlalu mahal, namun sangat banyak efek positifnya dalam pekerjaan. Sebagaimana dalam pekerjaan, katanya, seorang karyawan akan memiliki kepuasan tersendiri saat berhasil mencapai target yang ditentukan oleh atasan. Begitu juga dengan olahraga ini, semakin dekat tancapan mata anak panah, semakin bertambah semangat baru untuk melakukan bidikan-bidikan selanjutnya. “Semuanya tentu harus dengan proses perjuangan, mulai dari kesabaran, fokus, konsentrasi, teknik yang pas, dan pengambilan keputusan yang tepat. Kalaupun belum mencapai sasaran yang diinginkan kita akan penasaran untuk terus mencoba. Jadi sangat singkron dengan dunia pekerjaan,” tandas Adam. B. Firman

Exit mobile version