Berperan serta dalam mengembangkan bisnis industri asuransi di suatu instansi ataupun perusahaan memang butuh waktu yang tidak sedikit. Menyusun rencana kerja atau mengejar target, merupakan bagian pekerjaan yang tidak boleh ditinggalkan. Namun di sela-sela kesibukan tersebut, ternyata masih ada juga para pelaku bisnis ini yang aktif bermain band, bahkan ada yang menjadikannya sebagai rutinitas. Yang jelas, semua itu karena hobi.
Memiliki hobi bermusik dan kemudian bergabung dalam suatu grup band, tidak mengenal usia. Bagi yang muda dapat dijadikan sebagai hobi yang mengikuti trend kekinian, sedang bagi yang berumur tentunya sebagai ajang mengingat kembali kenangan lama. Di industry asuransi, yang menjadi ‘anak band’ ternyata tidak sedikit. Ingat… sekali lagi, tidak memandang usia. Salah satunya adalah Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor yang telah menginjak usia 56.
Pada saat berbincang di kantornya pertengahan Februari lalu, Julian mengungkapkanbahwa memiliki hobi seni sebetulnya merupakan turunan dari orangtuanya yang berprofesi sebagai guru menyanyi di sekolah. Namun begitu, Julian tidak pernah sekalipun berkesempatan diajari oleh orangtuanya.
Kemampuan tarik suara dipupuknya saat duduk di bangku SMP, saat dia sering ditunjuk untuk menjadi anggota paduan suara. Hal itu terus berlanjut hingga ke perguruan tinggi. Saat kuliah di IPB, Julian juga sempat dimentori oleh Yana Yulio, salah satu personel Elfa’s Singer, yang kebetulan kakak kelasnya di kampus. Sedangkan untuk kemampuannyamemegang alat musik, Julian mengaku kalau belajar secara otodidak.
“Mungkin memang sudah bakat, semua saya pelajari sendiri. Saya bisa main gitar, main keyboard, dan bisa sedikit main harmonika. Jadi memang ada jiwa seni aja yang muncul saat mengiringi orang bernyanyi dengan gitar, walaupun itu lagu baru,” kata Julian.
Saat ditanya mengapa tidak ambil kuliah di bidang seni, Julian mengatakan bahwa baginya jiwa bermusik ini bukanlah hal yang dominan sekali. Tetapi memang hobi.
Bersama pelaku bisnis asuransi lainnya, Julian kini bergabung dalam grup band yang beranggotakan para eksekutif asuransi, diantaranya adalah Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, Dewan Pengawas Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) Boyke Lukman, dan beberapa orang lainnya.
Julian mengisahkan bahwa awal dirinya bergabung dalam grup band ini, karena ada kebutuhan untuk tampil di salah satu acara asuransi. Kemudian dia mencoba untuk menyiapkan beberapa lagu. Nah, setelah itu baru ada yang usul, mengapa tidak latihan bersama saja. Dari situ Julian aktif bergabung.
“Ada keinginan untuk rutin. Namun karena kesibukan di industri, akhirnya kalau ada waktu senggang bersama saja. Ini sebagai ajang untuk penyaluran hobi dari beberapa pelaku industri asuransi. Tapi, kita juga pernah tampil di beberapa event asuransi seperti CEO gathering. Saya itu vokalis, Pak Boyke megang gitar atau drum dan Pak Hendrisman keyboard. Saya bisa main gitar, tapi saya lebih memilih jadi vokalis, karena yang main gitar itu banyak yang bisa he… he… he…,” tandasnya.
Mendengar salah satu personil Band Asuransi ini adalah Boyke Lukman, Media Asuransi langsung menyambangi pria yang kini menjadi President Director PT Fresnel Perdana Mandiri ini di kantornya. Boyke mengisahkan bahwa dia diperkenalkan dan belajar alat musik drum oleh pamannya. Karena memang sudah bakat, belajarnya tidak butuh waktu lama. Di kelas 2 SMP, saat ulang tahun dia dibelikan seperangkat drum oleh orangtuanya sebagai kado.
Semangat Boyke belajar drum pun semakin tinggi. Karena sudah mentok belajar di rumah, akhirnya ia ikut les di sekolah musik. Saat duduk di kelas 2 SMA, Boyke mengakukalau hobi nge-band-nya ini berada pada titik puncak. Selepas pulang sekolah, tidak ada waktu lagi baginya kecuali bermain band bersama teman-teman. Itu dilakukannya tiap hari tanpa libur, bahkan saat itu dia aktif di dua grup band sekaligus, yang bergenre rock dan jazz. Grup bandnya sering diundang dalam berbagai festival.
Hobi musik Boyke ini terus melekat pada dirinya, kemanapun dia pergi. Saat kuliah di Australia pun, ia sering ‘nongkrong’ dengan pelajar yang memiliki hobi yang sama. Bahkan ia sering berkumpul bersama anak-anak VJ (video jockey) seperti Nadya Hutagalung. Untuk lebih melatih jiwa entertainnya di bidang musik, Boyke mengaku sempat menjadi anak band jalanan di negeri Kangguru tersebut. “Kita bermain musik di tempat-tempat keramaian. Di depan kita main, ditaruh kotak gitar untuk orang melemparkan koin. Ya, sejenis ngamen laah….” ungkapnya.
Boyke menambahkan bahwa bermusik ini merupakan pilihan profesi setelah prioritas utamanya di bidang manajemen. Bahkan dalam perjalanannya menggeluti hobi ini, rekan-rekan musiknya merupakan orang-orang profesional semua, ada sekitar tujuh grup band yang pernah ia jajali. Soal genre yang digandrungi, ia mengaku kalau dirinya termasuk menyukai banyak genre musik. “Waktu SMA saya sering main rock metal, saat kuliah di Australia senangnya jazz, kembali ke Indonesia kebanyakan di pop atau blues. Tapi untuk rock sempai sekarang masih tetap senang, dan masih main di waktu-waktu tertentu,” ungkapnya.
Bermusik, bagi Boyke dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa jenuh dan stress oleh tumpukan pekerjaan kantor. Namun jika sudah demikian, genre yang dipilih adalah yang beraliran rock. Menurutnya musik itu mengikuti
suasana hati. “Jika suasana lagi santai, saya akan bermain musik kalem, biar enak diresapi. Namun jika dalam keadaan banyak pikiran, mumet, dan agar bisa dialihkan, cuma musik keraslah yang cocok untuk ‘menghantamnya’.
Ibarat penyakit, obatnya memang antibiotik yang ekstrim sekalian… he… he…,” tukasnya.
Terkait grup Band Asuransi, Boyke mengatakan bahwa itu adalah grup band terakhirnya saat ini. Tujuan untuk membentuk grup band asuransi ini sebetulnya sekadar untuk menyalurkan hobi saja. Kalau secara pribadi, lanjutnya, dirinya punya pemikiran Band Asuransi ini agar lebih dikembangkan lagi. Jika suatu saat industri asuransi ini menggelar acara, untuk personilnya bisa dipakai dari band ini. “Kalau bisa, kualitas main kita bisa berstandar profesional. Kita ingin menunjukkan bahwa orang asuransi itu tidak saja bisamengurus asuransi, tapi ada band nya juga. Saya melihat banyak teman-teman di industri ini yang punya bakat, dan bisa main. Saya sangat welcome jika ada yang mau ikut gabung,” tandasnya.
Selain dari Julian dan Boyke, ada juga kelompok anak muda yang berkarir di PT Hawha Life Insurance Indonesia yang membuat grup band di perusahaan tempat mereka bekerja. Group Band ini terdiri dari enam personil yaitu Bony, Hilda, Tiyas, Nathania, Kevin, dan Restu. Mereka menyebut grupnya ini dengan Hanwha Band.
Hanwha Band ini sebenarnya dibentuk dalam rangka mengikuti kontes musik yang digelar oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) awal Februari lalu. Saat itu Hanwha Band menjadi Pemenang II di acara Life Insurance Idol 2017 kategori group/band. “Kita tidak menyangka akan jadi juara kedua. Mengingat waktu persiapan sangat singkat. Kita tidak membayangkan akan menang, namun bertekad akan menampilkan yang terbaik. Jadi surprise gitu,” ungkap vokalis Hanwha Band, Hilda, saat bincang-bincang dengan Media Asuransi beberapa waktu lalu.
Para personil dari Hanwha Band ini mengungkapkan bahwa mereka secara pribadi sebetulnya telah mengenal dunia musik jauh sebelum bekerja di Hanwha Life. Di perusahaan ini, hobi dan bakat mereka seakan tersalurkan dengan kebijaksanaan manajemen untuk membentuk grup band ini. Sebagaimana yang diungkapkan Bony misalkan. Pria yang dianggap sebagai leader di Hanwha Band ini mengatakan bahwa dirinya telah mengenal dengan berbagai alat musik sejak duduk di bangku SMP. “Sudah dari SMP, selain main drum saya juga bisa main gitar. Tapi yang bisa gitar kan banyak, jadi saya main drum saja. Dengan begini hobi saya jadi tersalurkan,” ungkap drumer Hanwha Band ini.
Dalam pembentukan band ini, Gitaris Hanwha Band, Tiyas Lutfitasari mengatakan bahwa selama ini sudah terlihat bahwa karyawan Hanwha Life banyak yang memiliki bakat musik. Dalam banyak acara, lanjutnya, ada juga yang telah menunjukkan kemampuannya dalam bermusik. “Jadi kebetulan ada acara Life Insurance Idol ini, kami dikumpulkan dan dibentuk satu grup band. Kami sewa tempat untuk latihan,” ungkap wanita yang juga Marketing Communication Hanwha Life ini.
Saat ditanya kepada para personil apakah selanjutnya perusahaan akan terus mengembangkan Hanwha Band ini dengan memberikan fasilitas, dengan kompak mereka menjawab bahwa harapannya memang begitu. “Ini juga sebagai sarana untuk lebih membuat kami semangat,” kata Keyboardist Hanwha Band, Nathania Devina. B. Firman