Bukan rahasia lagi jika permainan golf merupakan olah raga mahal dan banyak menyita waktu serta tenaga. Lebih dari itu, olah raga ini memberi banyak pembelajaran bagi siapapun yang memainkannya. Seorang pegolf harus mampu mengendalikan pikiran dan fisiknya sehingga menghasilkan pukulan yang diharapkan.
Upaya memasukkan bola kecil itu ke hole, sangat ditentukan oleh stick golf yang digunakan pemukulnya. Namun siapa sangka banyak pegolf yang menjadikan tongkat golf (stick) yang dimiliki sebagai barang kesayangan, bahkan dianggap memberi keberuntungan dalam setiap permainan yang dijalaninya.
Di olahraga ini, seorang pegolf harus mampu fokus dan melakukan perencanaan dengan matang sebelum melakukan tee shoot dengan memperhatikan tantangan yang ada. Misalnya dengan menetapkan target jumlah pukulan dalam setiap hole, posisi berdiri saat tee shoot, dan posisi clap stick karena hal tersebut akan mempengaruhi arah bola.
Bagi Ketua Persatuan Golf Asuransi Indonesia (PGAI) Robby Loho, 14 stick set dalam bag yang dibawanya, merupakan bagian dari stick keberuntungan dalam pertandingan yang dijalani. Terutama stick nomor satu yang biasa disebut dengan driver. Sebab stick nomor satu itulah yang akan menentukan sekaligus memberikan dorongan semangat pada lanjutan pertandingan yang dijalaninya.
“14 stick itu semuanya memberi keberuntungan, biasanya untuk memukul pertama itu pakai stick 1 atau driver, setelah itu tinggal mencari jarak di green biasanya pakai wood, tapi untuk selanjutnya kita bisa pakai iron, istilahnya. Biasanya juga pakai karbon batangannya. Tapi biasanya ada orang yang lebih confidence dengan nomor-nomor tertentu. Terlebih jika ada stick yang menjadi penyelamat pertandingan, maka akan dijadikan sebagai favorit dan diyakini kalau dipakai lagi pukulannya akan bagus,” kata Robby Loho kepada Media Asuransi baru-baru ini.
Bagi Robby, dalam setiap pertandingan setiap hole dari lapangan golf memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari jarak tee box hingga green, kontur lapangan, dan elevasi di area green juga memberikan pengaruh. Kondisi tersebut mengharuskan seorang pegolf terus belajar di setiap hole-nya agar dapat memasukkan bola sesuai target pukulan yang ditetapkan.
“Pegolf juga harus berpikir dan bertindak cepat apabila bola yang jatuh tidak sesuai yang diinginkan, yaitu mengubah rencana arah bola pada pukulan berikutnya dengan menggunakan stick yang sesuai,” kata Komisaris Utama PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ini.
Di olahraga golf, lanjut Robby, integritas juga modal seorang pegolf, misalnya saat bola jatuh dan tersembunyi, atau dalam posisi sulit untuk dipukul selanjutnya. Pegolf tidak menyerah begitu saja, akan tetapi berusaha mencari bola yang jatuhnya tersembunyi dan tetap memukulnya apabila masih memungkinkan untuk dipukul, karena menjadi kebanggaan seorang pegolf jika berhasil melakukannya.
“Olahraga golf juga mengajarkan kita untuk meraih kesuksesan bersama. Hal tersebut dapat terlihat saat semua bola sudah memasuki area green, maka pegolf yang bolanya lebih jauh dari hole diberi kesempatan untuk memukul terlebih dahulu dan pegolf yang bolanya lebih dekat dengan hole akan menunggu,” jelasnya.
Ada hal lainnya yang perlu diketahui, yakni memahami etiket bermain golf sama pentingnya dengan memahami tata cara bermain golf. Permainan golf tidak seperti olahraga lain yang membutuhkan pengawasan dari wasit sepanjang permainan. Olahraga ini dapat dimainkan tanpa pengawasan seorang wasit. “Jadi, jalannya permainan bergantung pada integritas pemain untuk bertenggang rasa dan mengikuti peraturan yang ada, demi kenyamanan bersama,” tuturnya.
Dengan mempelajari etiket serta aturan bermain golf sebelum belajar memukul bola, kita dapat menciptakan atmosfer permainan yang nyaman, terutama saat bermain bersama orang-orang baru. “Bagi pegolf, etiket dalam permainan golf juga penting untuk diketahui dan terapkan ketika berada di lapangan,” ungkap Roby Loho.
Hal senada juga diungkapkan oleh mantan Presiden Direktur PT Tugu Reasuransi Indonesia, Moro W Budhi. Menurut dia, hingga saat ini dari sekian banyak koleksi stick set yang dimilikinya dari berbagai merek, terdapat stick yang sudah berkarat dan menjadi stick kesayangan sekaligus keberuntungannya. Dari satu stick set itu, ada 4 stick yang menjadi andalannya dalam pertandingan yang dijalani.
“Saya memiliki dua stick yang sudah berkarat. Mungkin sebagian orang punya stick yang panjangpanjang untuk jarak jauh. Saya justru ada 4 stik untuk jarak pendek, untuk 56 derajat, 53 derajat, dan 50 derajat yang disebut weggis karena untuk jarak pendek. Saya benar-benar suka short game, tapi itu saat masih muda,” jelas Komisaris Independen PT Reasuransi Nusantara Makmur ini.
Menurutnya, olahraga golf juga membuat dirinya banyak mengenal orang-orang dari berbagai kalangan dan mengenal karakternya masingmasing. “Golf itu asyik, kalau mau mengenal orang dan karakternya, bawalah main golf. Dari sana akan kelihatan mana orang yang jujur, orang yang punya etika, orang yang curang, yang fleksibel, orang yang kaku, tertutup atau terbuka. Jadi semua karakter orang akan kelihatan di lapangan golf. Kalau untuk bisnis, dengan tahu style-nya kita lebih gampang nyetelnya. Dan yang paling penting dalam bermain golf adalah course management-nya,” ungkap Moro yang juga Komisaris Independen PT Asuransi Binagriya Upakara ini.
Moro pun menceritakan bahwa di beberapa negara yang pernah dia kunjungi untuk bermain golf, ternyata tidak menyediakan jasa caddy. “Saat bermain di Singapura, Malaysia, maupun Inggris tidak ada caddy, jadi main di sana itu melatih untuk punya etika dan melakukannya secara mandiri,” tuturnya.
Bicara stick golf kesayangan, Moro mengungkapkan, semua tongkat golf yang dimiliki merupakan stick kesayangan. Bahkan, dengan stick yang dimiliki, Moro mampu menempatkan namanya sebagai pencetak rekor dunia sebagai peraih hole in one dalam satu waktu sekaligus. “Saya sudah pernah hole in one, tapi bukan sekadar hole in one. Saya waktu itu menciptakan rekor dunia. Jadi kalau orang dapat hole in one dalam 18 hole paling hanya satu hole. Tahun 2010 saya dapat hole in one dalam 2 hole sekaligus. Dan rekor itu terpecahkan tahun 2016 yang dilakukan oleh pegolf Pro yang melakukan hole in one dalam part yang sama di Inggris kalau tidak salah. Untuk bisa hole in one itu, lebih banyak faktor luck-nya,” tuturnya.
Moro mengatakan, koleksi stick golfnya sudah terbilang banyak, bahkan dia memiliki stick set yang akan dipakai saat usianya menginjak 60 tahun. Alasannya stick tersebut memiliki kelenturan tertentu dan harganya terbilang sangat mahal. “Biasanya yang paling sensitif itu, kita boleh gonta-ganti merek stick, yang tidak boleh gonta-ganti itu adalah putter. Putter itu benar-benar pegangan. Orang tidak akan gampang mengganti dengan yang baru, karena harus sehati. “Pemain pro sekelas Tiger Wood saja putter-nya tidak pernah ganti meski sampai usang tetap dipakai,” ungkapnya.
Kalau bicara tentang lapangan golf yang terbaik di Indonesia, menurut Moro, di Indonesia itu lapangan golfnya tidak kalah dengan di luar negeri. “Tapi ada dua lapangan terbaik di Asia, yang pertama ada di Pulau Bintan dan kedua lapangan golf Bali Nirwana, di Bali. Keduanya itu bisa mengalahkan lapanganlapangan golf lain seperti di Malaysia, Singapura, dan Thailand,” katanya.
Impian Moro adalah ingin bermain golf selama mungkin, bahkan hingga usia 70 tahun. Sebab dengan semakin sering bermain golf akan sering bertemu banyak teman baru dan relasi baru. “Golf itu olahraga yang dapat menambah pertemanan,” pungkasnya. Caca Casriwan