Bagi para pelaku bisnis, golf bukanlah sekadar ajang olah raga atau gerak tubuh semata. Golf dikenal sebagai permainan yang sering dilakukan kalangan berduit. Selain baik untuk kesehatan, olah raga ini juga dapat meningkatkan networking dan menunjang pengembangan bisnis.
Filosofi golf sendiri, dapat diartikan sebagai latihan untuk bisa tenang serta fokus dalam membidik sasaran agar apa yang ditargetkan dapat tercapai sempurna. Tentunya filosofi ini dapat diterapkan dalam menjalani dunia bisnis. Tidak terkecuali di industri asuransi syariah, golf ini ternyata dapat dilaksanakan dengan tetap menjaga norma-norma agama.
Para eksekutif yang memiliki hobi dan pecinta olah raga golf berkumpul, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dalam acara Turnamen Golf yang digelar oleh Shariah Insurance Golf Community (SIGC) di Rancamaya Golf and Country Club Bogor, pada 15 Desember 2020. Turnamen tersebut merupakan ajang silaturahmi serta memupuk kekompakan bagi para eksekutif industri keuangan, khususnya yang memiliki perhatian terhadap bisnis asuransi syariah.
Turnamen yang diselenggarakan dalam rangka memperingati milad SIGC yang keempat tersebut, mengambil tema “Membangun Sinergi di Tengah Pandemi” yang diikuti oleh 105 peserta dari kalangan industri asuransi, reasuransi, broker, manajer investasi, serta perbankan syariah.
Karena acara ini digelar oleh para pelaku bisnis keuangan syariah, ada nuansa yang berbeda ketimbang event-event golf pada umumnya. Dalam turnamen ini, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para peserta, yaitu kewajiban bermain jujur, menjaga norma dan etika sesuai syariah, termasuk tidak mengonsumsi alkohol, tidak berjudi, dan tidak berbuat asusila.
Ketua Panitia Turnamen SIGC, Bunbun Machbub mengatakan bahwa event ini membuktikan bahwa ghiroh syar’i itu dapat diterapkan di mana saja, termasuk di lapangan golf. Yang paling utama dalam gelaran seperti ini, adalah nilai silaturahmi bagi para pelaku bisnis syariah agar dapat lebih kompak lagi dengan bersinergi, terutama di tengah masa pandemi seperti saat ini.
“Sebetulnya jumlah peserta tidak dibatasi untuk yang syariah saja. Bahkan ada juga peserta berasal dari bisnis konvensional. Namun pada intinya kita mengajak mereka untuk merasakan golf yang mengikuti norma agama itu ternyata juga tidak kalah asyiknya. Oleh karena itu, dari awal kita sudah mengingatkan bahwa dalam event ini tidak boleh berjudi dan melakukan hal-hal di luar syariat. Dan dari segi peserta, ternyata peminatnya cukup banyak, dan terus meningkat setiap tahunnya,” ungkap pria yang juga sebagai Executive Director PT ProAsia Broker Asuransi ini.
Sementara itu, Ketua Umum SIGC Syafrizal mengatakan event ini menurut rencananya diselenggarakan bulan April tahun ini, tetapi karena pandemi Covid-19 maka pelaksanaannya diundur. Keanggotaan SIGC, jelas dia, adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam keanggotaan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), kemudian para pemegang gelar di Islamic Insurance Society (IIS).
Menurut Syafrizal, ajang olah raga golf ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan industri asuransi syariah, terutama dengan adanya interaksi para peserta yang berasal dari pelbagai perusahaan di dalam lapangan. “Terkadang ide-ide pengembangan bisnis itu bisa jadi datang saat kita berada di dalam lapangan golf. Tidak mesti selalu dalam rapat-rapat formal. Suasana tenang lapangan golf itu juga memberikan ketenangan pikiran, sehingga dapat memberikan efek positif terhadap individu ataupun perusahaan,” ungkapnya pada Media Asuransi beberapa waktu lalu.
Secara pribadi, Syafrizal juga mengungkapkan bahwa permainan golf itu memiliki nilai-nilai unik. Bahwa tantangan dalam permainan ini, lanjutnya, adalah diri sendiri. Yaitu bagimana seseorang itu diuji dari segi kesabaran serta kejujuran, di saat memberikan penilaian.
“Tidak semua orang bisa mengawasi setiap pukulan yang kita lakukan. Kuncinya adalah bagaimana seseorang itu bisa sabar dengan hasil yang didapat, serta jujur dalam bermain. Sebenarnya dari sini saja sudah dapat syariah-nya dalam golf ini. Inilah bedanya golf dangan olah raga lain yang semua orang dapat menonton yang dilakukan oleh peserta. Kalau golf ini kita main sendiri, kita nilai sendiri, dan kita yang laporkan sendiri,” tegas Syafrizal. B. Firman