Seorang bankir dari suatu bank swasta nasional besar di Jakarta mengungkapkan bahwa ketergantungan banknya terhadap teknologi informasi (TI) adalah 99,9 persen. Tampaknya, bankir ini ingin mengungkapkan bahwa kegiatan bank yang dipimpinnya sangat tergantung pada TI. Apalagi dengan jumlah cabang yang banyak dan tersebar di seluruh Indonesia, yang tentunya membutuhkan pengelolaan yang handal.
Tak hanya bank sebagai financial service industry yang tergantung pada TI. Tapi juga perusahaan-perusahaan asuransi yang mempunyai cabang yang banyak, tentu juga membutuhkan TI. Salah satunya adalah IT Automation.
Menurut Managing Director Global Asia Sinergi Jul Darmawan, keberadaan perangkat teknologi informasi (TI) menjadi kunci bagi perusahaan yang ingin terus bertransformasi secara digital. “Proses automasi pada pekerjaan TI yang berulang dapat mendorong kinerja bisnis,” katanya.
Jul Darmawan mencontohkan bahwa banyak pekerjaan yang berkaitan dengan TI di perusahaan-perusahaan masih dilakukan secara manual, padahal itu dapat dikerjakan dengan proses automasi. “Sehingga, orang-orang TI di perusahaan-perusahaan dapatmengerjakan hal-hal yang lebih strategis untuk mendorong kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Lebih produktif dan efisien,” katanya. Misalnya, ia mencontohkan, seorang yang bekerja di TI yang bertanggungjawab terhadap sekitar 100 komputer di perusahaannya tentu akan kerepotan kalau harus mengontrol satu persatu yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Dengan sistem automasi teknologi informasi, orang TI tersebut dapat melihat kondisi masing-masing komputer dan dapat dikontrol melalui sistem automasi tersebut. Sistem automasi TI ini dapat untuk mengelola komputer yang tersebar di seluruh cabang yang ada di Indonesia, misalnya.
Global Asia Sinergi bekerjasama dengan Kiseya, perusahaan provider solusi manajemen TI yang berpusat di Dublin, Irlandia, yang sudah beroperasi di 20 negara, yang memberikan solusi untuk menerapkan proses automasi pada perusahaan menengah (UKM) dan juga pada managed service provider.
Menurut Jul Darmawan, sistem automasi berupa platform aplikasi dapat diterapkan sesuai kebutuhan, baik itu pada cloud maupun on-premise. “Masa depan untuk meningkatkan produktivitas melalui automasi dimulai sekarang. Dengan adanya tools ini, lebih sedikit waktu yang digunakan untuk tugas-tugas manual yang dilakukan berulang-ulang,” katanya. Juga, ia melanjutkan, dapat mencegah masalah sebelum muncul sehingga waktu dan sumber daya dapat digunakan untuk halhal yang strategis.
Sedangkan dari sisi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, menurut Chief Financial Officer Global Asia Sinergi Teddy Pohan, akan berkurang. Karena, banyak biaya yang tersembunyi dalam kegiatan TI yang dapat dipangkas dengan sistem automasi TI sehingga lebih efisien dan efektif. Dia mengungkapkan bahwa biaya yang dipangkas dalam TI bisa sampai 30-40 persen, sedangan investasinya untuk automasi ini sekitar 10-15 persen.
Peran TI dalam industri jasa keuangan di Indonesia sudah semakin penting, seperti diungkapkan oleh bankir dari bank swasta besar di Jakarta pada awal tulisan ini. Selain produktivitas yang meningkat, efektif, efisien, penerapan TI yang tepat juga akan memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabah suatu perusahaan jasa keuangan. Salah satunya adalah sistem automasi teknologi informasi. Mucharor Djalil