Site icon Media Asuransi News

Rayakan Dies Natalis ke-34 STMA Trisakti Gelar Seminar Nasional

    Dalam merayakan Dies Natalis ke-34, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti menggelar acara Seminar Nasional “Membangun Ketangguhan Masyarkat Indonesia Melalui Asuransi Bencana” pada 3 Mei 2018 di Kampus C STMA Trisakti, Jakarta Timur.
Hadir sebagai keynote speaker pada acara ini, Advisory Board Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Heddy Agus Pritasa. Dalam kesempatan tersebut dia menjelaskan bahwa upaya penanggulangan risiko bencana di Indonesia merupakan sebuah investasi, tidak dinilai sebagai cost semata. Dijelaskan pula mengenai perubahaan paradigma yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi bencana dari tahun ke tahun, serta perbandingan skema asuransi bencana yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia.
Heddy menambahkan tugas penanggulangan bencana ini tidak terbatas dari satu pihak saja, namun semua pihak harus ikut berperan, termasuk dari tenaga akademisi baik itu dosen, peneliti, maupun mahasiswa. Namun begitu, lanjutnya, BNPB siap mengkordinasikan pihak-pihak terkait melalui mekanisme yang ada. “BNPB sejauh ini sudah menyiapkan Nasionalsistem kordinasi penanggulangan bencana, baik dalam skala nasional maupun skala daerah,” ucap pria yang juga Deputy Director PT Reasuransi MAIPARK Indonesia ini.
Seminar yang terdiri dari dua panel itu menghadirkan para nara sumber yang sangat memahami perihal bencana alam dari berbagai sisi, termasuk skema asuransinya. Diantaranya, Peneliti Asuransi Bencana Kornelius Simanjuntak yang membahas tentang efek bencana dan perkembangan asuransi bencana di Indonesia. Konstitusi negara, katanya, memiliki kewajiban mensejahterakan rakyat, termasuk memberikan bantuan pada korban bencana. Akan tetapi, masalahnya adalah ketersediaan dana pemerintah itu belum mencukupi.
Kornelius berharap, ada perhatian pemerintah dalam menginisiasi skema asuransi bencana ini. Asuransi ini dinilai sangat penting diwujudkan. “Di negara lain dapat dilihat dana yang diambil dalam penanggulangan bencana alam bukan dari APBN-nya. Akan tetapi dapat dilakukan dengan kerja sama antarpemangku kepentingan dengan skema asuransi,” ungkapnya.
Pembicara kedua, Deputi BMKG Bidang Meteorologi Mulyono Rahadi Prabowo membahas pengembangan Hydrometeorologi Klimatologi dan Geofisika di Indonesia terkait risiko bencana. Pembicara ketiga dalam panel pertama adalah Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna yang menjelaskan tentang kesiapan industri asuransi terhadap pengelolaan risiko bencana.
Sesi kedua menghadirkan pembicara dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu Direktur Pengawasan Asuransi BPJS Kesehatan OJK, Ahmad Nasrullah yang menjelaskan regulasi industri keuangan non bank terkait dengan asuransi bencana. Sedangkan nara sumber kedua pada panel ini adalah Kepala Bidang kerjasama Ekonomi dan Keuangan Interregional yang fokus membahas pembiayaan risiko bencana di Indonesia.
Ketua STMA Trisakti Ariyanti Suliyanto mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk dari kepedulian kampus pada isu lingkungan terkini, khususnya bencana yang berdampak pada kehidupan masyarakat luas dan perlu pelindungan asuransi untuk mencegah kerugian finansial dari efek bencana ini. Pihaknya berharap dari seminar ini lahir pemikiran-pemikiran yang dapat ditindaklanjuti dalam sebuah langkah nyata untuk merumuskan skema asuransi bencana yang ada di Indonesia.
Selain seminar, STMA Trisakti juga menggelar acara HRD Gathering “Sosialisasi Program Sertifikasi Australian and New Zealand Institute of Insurance and Finance (ANZIIF)” pada 8 Mei 2018 di tempat yang sama. Acara ini digelar dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM Perasuransian, baik melalui pendidikan Beasiswa Magang, Kelas Alih Program maupun Program Pelatihan yang diselenggarakan serta Program Penyetaraan/Sertifikasi ANZIIF. “Standar Internasional yang dicapai oleh STMA Trisakti di bidang perasuransian adalah keberhasilan memperoleh akreditasi dari ANZIIF yang berpusat di Australia,” tandas Ariyanti. B. Firman

Exit mobile version