Site icon Media Asuransi News

STIMRA Wisuda 70 Lulusan S1 dan D3

–  Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) mewisuda 70 orang lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan tahun akademisi 2016-2017, di Jakarta, 20 Desember 2017. Para wisudawan tersebut mendapatkan gelar akademis menurut tingkatan jenjang program masing-masing, yakni Program Strata (S-1) di bidang Manajemen Asuransi dan Manajemen Aktuaria, serta Diploma (D-3) Asuransi.
–  Ketua STIMRA Hotbonar Sinaga mengatakan bahwa asuransi adalah satu bidang khusus, apalagi dibarengi dengan ilmu manajemen dan keaktuariaan yang tenaga ahlinya banyak dibutuhkan, bukan saja di bidang perasuransian, namun juga di perusahaan secara umum. “Gelar ini menandakan penguasaan suatu ilmu tertentu, namun yang lebih penting adalah learning is never ending. Belajarlah sambil meniti karir, dan perdalamlah ilmu pengetahuna yang tidak pernah statis dan selalu berkembang,” katanya.
–   Dengan dukungan industri perasuransian di tanah air dan para civitas academica, dia yakin bahwa STIMRA akan terus mencetak tenaga-tenaga yang dibutuhkan oleh pengguna. Para Alumni STIMRA diharapkan dapat bersaing dengan tenaga-tenaga asuransi dari negara tetangga untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN.
– Hadir memberikan kata sambutan pada acara tersebut Koordinator Kopertis Wilayah III Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ilah Sailah. Dia menyampaikan apresiasinya kepada para perangkat STIMRA yang terus menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, khususnya dalam membangun SDM yang profesional, kreatif dan memiliki integritas.
–   Ilah berpesan kepada para lulusan untuk terus mengembangkan diri, berkarya, dan memanfaatkan ilmu serta kompetensi yang diperoleh di STIMRA. “Setiap tahun ribuan lulusan perguruan tinggi lahir di bumi pertiwi. Yang akan berhasil adalah mereka yang cepat menangkap peluang dan hadir disaat diperlukan. Untuk itu bersiaplah menyambut peluang itu, sekalipun dalam kondisi ketidakpastian,” pesannya.
–   Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia Prof Hasbullah Thabrany memberikan orasi ilmiah yang bertema “Prospek Asuransi Indonesia”. Hasbullah mengatakan bahwa di awal milenium ketiga ini, kondisi ekonomi nasional dan global sangat mudah berubah karena perkembangan inovasi yang begitu cepat dan difasilitasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut, sangat memungkinkan bagi masyarakat untuk memprediksi lebih banyak, lebih detil, lebih mudah, dan lebih cepat berbagai risiko yang akan terjadi di masa mendatang. “Sebagai orang yang terlibat dalam industri asuransi, kita beruntung dapat memprediksi dan mentransformasi berbagai risiko menjadi peluang ekonomi dan bisnis,” katanya.
–  Hasbullah menambahkan tahun 2016 dunia membukukan premi asuransi secara global sebesar 4,7 triliun dolar AS dengan penetrasi penduduk 6,2 persen. Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Oktober 2017 industri asuransi Indonesia membukukan premi sebesar Rp329 triliun, atau hanya sebesar 2,6 PDB (produk domestik bruto). Itu membuktikan bahwa tantangan dan prospek industri asuransi ke depan sangat terbuka.
–   Di samping itu, lanjut Hasbullah, banyak ahli asuransi dunia memprediksi bahwa asuransi Indonesia akan tumbuh pesat. “Selain itu, usaha penunjang asuransi seperti aktuaris, underwriter, agen, broker, dan lain sebagainya membutuhkan tenaga-tenaga yang mumpuni dalam bidang asuransi. Oleh karenanya, saya mengucapkan selamat kepada para wisudawan yang telah memiliki bekal ilmu menghadapi pasar tenaga kerja bidang asuransi yang semakin baik,” tandasnya. B. Firman 

Exit mobile version