Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti bekerjasama dengan Himpunan Mantan Direktorat Asuransi (Himada) Departemen Keuangan RI, menggelar acara seminar sehari dengan mengusung tema “Insurance Business 2019 and The Shifting Economic Paradigm”, di Jakarta, 31 Oktober 2018. Seminar ini merupakan pembekalan bagi pelaku industri asuransi dengan pemahaman komprehensif tentang arah, tren, dan paradigma ekonomi serta pengaruhnya terhadap prospek industri asuransi di tahun politik 2019.
Seminar ini juga dilatarbelakangi oleh fenomena persaingan usaha di industri yang tidak linear, atau yang disebut juga dengan disrupsi, yang melahirkan tantangan baru lebih inovatif dengan cakupan perubahan sangat cepat dan luas. Ancaman disrupsi, pergeseran paradigma ekonomi, platform dan digitalisai tersebut, tentu akan berpengaruh secara signifikan terhadap demand asuransi.
Begitu pentingnya tema, seminar ini sengaja menghadirkan nara sumber yang kompeten, diantaranya Direktur Kelembagaan dan Produk IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Asep Iskandar yang membahas Dukungan Regulasi di Industri Perasuransian 2019 serta Direktur Rencana Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono yang memaparkan Peningkatan Jaminan Dasar bagi Pegawai.
Jika berbicara persiapan industri asuransi dalam menghadapi era perubahan, tidak afdhal rasanya jika tidak menghadirkan seorang pembicara yang telah menulis empat buku terkait era disrupsi. Dia adalah Rhenald Kasali yang sengaja memamparkan pembahasan utama yaitu The Shifting Economic Paradigm. Sedangkan pembicara terakhir adalah Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti yang mengulas tema Economic Outlook 2019: Survival in The New Normal.
Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Komisioner IKNB-OJK M Ichsanuddin yang memberikan keynote speech. Pada kesempatan ini Ichsanuddin menyampaikan, belakangan ini OJK sebagai lembanga pengawas industri keuangan melihat adanya perbaikan-perbaikan dari segi pemenuhan persyaratan bagi perusahaan-perusahaan, berupa penyediaan SDM, sistem prosedur IT, Risk Management, dan lain sebagainya.
Khusus untuk industri asuransi, lanjutnya, memang ada sedikit guncangan di beberapa perusahaan. OJK berharap para pakar dan pelaku industri asuransi untuk menyikapi dengan bijaksana. Karena memang pada tahun 2019 nanti kemungkinan akan terjadi shifting yang sangat besar. “Shifting itu bukan saja di segi ekonomi tapi juga dari paradigma yang berbagai macam sisi di negara kita,” ujar Ichsanuddin.
Ketua STMA Trisakti Ariyanti Suliyanto mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng Himada yang dilatarbelakangi oleh para senior-senior yang sangat berpengalaman dalam bidang keregulasian. “Jadi pemikiran, ide, dan pengalaman yang selama ini tidak terungkap, melalui seminar ini akan dipaparkan dan dapat ter-delivery kepada seluruh peserta. Soal tema yang menjadi pembahasan, shifting saat ini sudah menjadi hot issue. Sementara tidak semua orang memahami dan menyadari fenomena ini akan terjadi di masa mendatang,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Aryanti, pihak penyelenggara sengaja menghadirkan Rhenald Kasali yang memang pakar dalam bidang ini untuk memberikan gambaran tentang shifting. “Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, termasuk yang berkaitan dengan fintech. Nah, di sini STMA Trisakti berperan dalam pengelolaan pendidikan yang dapat manfaatkan dan diajak kerja sama. Misalnya untuk pelatihan dalam rangka peningkatan SDM di industri asuransi. Tentunya kita berada pada tatanan yang benar,” ungkapnya. B. Firman