Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja produksi PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) diharapkan membaik pada Desember 2021 dan tahun 2022 setelah mengalami penurunan produksi pada November 2021.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update Astra Agro Lestari (AALI IJ) – Lower production in November; Expecting flat figures in December, analis Mirae Sekuritas, Juan Harahap, mengatakan bahwa AALI mencatat produksi TBS datar sebesar 337.000 ton (+0,3% mom; -19,0% yoy) pada November 2021, yang berarti produksi TBS yang lebih rendah pada angka kumulatif sebesar 4,0 juta ton (-4,8% yoy) di 11M21.
Sejalan dengan produksi TBS, produksi CPO AALI juga tercatat lebih rendah sebesar 113.000 ton (-2,6% mom; -13,7% yoy) pada November 2021, sehingga produksi CPO pada 11M21 menjadi 1,4 juta ton (+5,2% yoy. Peningkatan angka kumulatif disebabkan oleh peningkatan TBS yang diproses sebesar +7,0% yoy di 11M21, karena perusahaan meningkatkan pembelian TBS pihak ketiga sebesar +28,3% yoy.
| Baca juga: BEDAH SAHAM: Menimbang Efek Kenaikan Cukai bagi Gudang Garam (GGRM)
Sebagai catatan terpisah, pada 11M21, AALI berhasil menanami kembali 4.471 hektar (-17,8% yoy), atau setara dengan 89,4% dari perkiraan penanaman kembali 5.000 hektar di 2021F. “Kami mengharapkan 5.000 hektar kegiatan penanaman kembali pada 2022F, karena 42% dari profil perkebunan menghasilkannya sudah di atas 21 tahun. Kami mencatat bahwa pada tahun 2020 rata-rata usia AALI untuk tanaman menghasilkan sudah mencapai 15,5 tahun.”
Juan memperkirakan produksi CPO yang lebih tinggi akan berlanjut di 2022F dengan total pertumbuhan 2,5% yoy. Asumsi ini didorong oleh produksi TBS yang lebih tinggi sebesar +3,9% yoy di 2022F.
“Namun, kami memperkirakan ASP yang lebih rendah pada 2022F, karena kami memperkirakan harga rata-rata yang lebih rendah untuk CPO global sebesar MYR4,100 ( -6,2% yoy) didukung oleh produksi minyak sawit Malaysia dan Indonesia yang lebih tinggi.”
Lebih lanjut, Juan mempertahankan rekomendasi Beli saham AALI dengan target harga Rp12.700. “TP kami diturunkan menggunakan metode penilaian P/E dengan target ganda FY22F P/E sebesar 14,6x (-0,5x deviasi std dari 5 tahun). Rekomendasi panggilan ini didorong oleh: 1) hasil TBS tertinggi di cakupan kami; 2) area tanam tertinggi di cakupan kami; dan 3) harga CPO yang menguntungkan pada 2022F.”