Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak turun lebih dari US$1 pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Pelemahan terjadi karena persediaan komersial AS meningkat, sementara data ekonomi yang lebih lemah dari Tiongkok dan suramnya prospek penurunan suku bunga memicu kekhawatiran terhadap permintaan global.
Mengutip The Business Times, Kamis, 18 April 2024, Brent berjangka untuk Juni turun US$1,01 atau 1,32 menjadi US$89,01 per barel pada pukul 11.19 EST (1619 GMT). Sementara minyak mentah berjangka AS untuk Mei turun 88 sen atau satu persen menjadi US$84,48 per barel. Keduanya berada di jalur penurunan terbesar sejak 20 Maret.
Harga minyak telah melemah pada minggu ini karena hambatan ekonomi membatasi peningkatan ketegangan geopolitik, dan pasar mengamati bagaimana Israel akan menanggapi serangan Iran pada akhir pekan.
|Baca juga: Wall Street dan Dolar AS Kompak Tergelincir
Para analis tidak memperkirakan serangan rudal dan drone Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel akan memicu sanksi dramatis AS terhadap ekspor minyak Iran. “Harga minyak melakukan tugasnya untuk melepaskan sebagian premi perang yang telah diperhitungkan,” kata John Evans dari pialang minyak PVM.
Harga emas global stabil
Di sisi lain, harga emas global bergerak stabil pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi karena permintaan safe-haven emas batangan di tengah konflik Timur Tengah sebagian mengimbangi tekanan dari kenaikan imbal hasil treasury AS.
Harga emas di pasar spot bertahan di US$2,383.29 per ons pada 0114 GMT. Emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi US$2.399,60 per ons. Sedangkan perak di pasar spot naik 0,3 persen menjadi US$28,17 per ons, platinum turun 0,4 persen menjadi US$952,93, dan paladium naik 0,3 persen menjadi US$1.017,25.
Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan penambang asal Kanada, Barrick Gold, melaporkan produksi emas awal yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal pertama, akibat rencana pemeliharaan di tambangnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News