Site icon Media Asuransi News

6 Hal yang Dapat Mengganggu Keseimbangan Keuangan

Ilustrasi Nilai Rupiah. | Foto: Ist

Media Asuransi – Memiliki penghasilan merupakan langkah awal agar seseorang bisa mengatur keuangan. Dengan memiliki penghasilan, seseorang dapat mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai pos, mulai dari kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi, proteksi, dan dana darurat. Agar pengaturan keuangan ini dapat seimbang, maka seseorang perlu menghindari hal-hal yang dapat menghambat. Apa saja?

Hal yang bisa menghambat keseimbangan keuangan

1. Menunda-nunda membeli asuransi jiwa

Asuransi jiwa merupakan produk yang perlu dimiliki ketika seseorang menanggung finansial orang lain. Persoalannya, kebanyakan orang merasa tidak perlu asuransi jiwa jika masih muda dan lajang. Padahal, yang dimaksud tanggungan tidak selalu berarti pasangan dan anak, tetapi bisa juga orang tua dan saudara kandung.

Maka, hal pertama yang perlu dihindari untuk mencapai keseimbangan finansial adalah menunda membeli asuransi jiwa. Kita memang tidak dapat menghindari kematian. Namun, setiap orang dapat menghindari dampak kejatuhan finansial akibat kematian dengan cara memiliki asuransi jiwa. Dengan memiliki asuransi jiwa, maka keluarga yang ditinggalkan akan memperoleh uang pertanggungan (UP) sebagai bekal melanjutkan hidup meski pencari nafkah wafat.

2. Membeli aset besar sebelum menjual yang lama

Kekeliruan finansial kedua ialah membeli aset besar, seperti rumah baru atau mobil baru, sebelum menjual aset yang lama. Ini akan membuat salah satu aset akan kurang dipakai dengan maksimal dan menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya perawatan serta pajak.

3. Terlalu lama membantu anak yang sudah dewasa

The Balance pada Maret 2019 menyebutkan, salah satu kekeliruan yang menghambat keseimbangan keuangan selanjutnya ialah memberikan bantuan finansial kepada anak yang telah dewasa dan seharusnya sudah mandiri secara finansial. Jika anak sudah bekerja, belum menikah, masih tinggal bersama orang tua, lalu suatu saat kehilangan pekerjaan, orang tua masih wajar mendukung dalam memberikan tempat tinggal dan makanan. Tetapi hal ini pun sebaiknya tidak berlangsung lama. Karena, jika kondisi ini berlarut-larut, bukan tidak mungkin anak tersebut akan tidak mandiri selamanya, bahkan sampai ia menikah dan punya keturunan.

Baca juga: 6 Tren Digital Selama Pandemi

Hal terbaik yang dapat mencegah anak tidak mandiri ialah dengan meluangkan waktu berbicara dengan anak dan mengatakan bahwa ia harus segera mandiri dengan mencari penghasilan sendiri dan menyesuaikan kebutuhan dengan kondisi finansialnya. Jika anak telah menikah dan punya anak, lalu meminta bantuan finansial kepada orang tua, sebaiknya orang tua memberi bantuan berupa pinjaman, bukan pemberian.

4. Terlambat merencanakan dana pensiun

Kekeliruan selanjutnya yang dapat membuat keuangan tidak seimbang ialah terlambat merencanakan dana pensiun. Ketika baru pertama kali bekerja, kebanyakan orang ingin menikmati penghasilan pertamanya dengan hal-hal konsumtif. Sebetulnya, sah-sah saja mengapresiasi diri dengan hal-hal konsumtif, seperti makan di restoran atau membeli produk fesyen. Namun, seseorang perlu membatasi anggaran reward ini agar tetap dapat menabung untuk tujuan masa depan.

Yang sering terlupakan ialah, jika harapan hidup orang Indonesia adalah 75 tahun dan usia pensiun ialah 55 tahun, maka kita akan hidup di masa pensiun selama 20 tahun. Jika tidak mulai membentuk dana pensiun sedini mungkin, maka peluang menjalani masa pensiun dengan standar hidup yang sama seperti pada masa produktif akan sulit tercapai.

Baca juga: Dana Darurat dan Asuransi, Duet Maut Manajemen Risiko

5. Menggunakan dana pensiun untuk tujuan lain

Kesalahan selanjutnya yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan keuangan ialah menggunakan dana pensiun untuk tujuan lain, misalnya biaya berobat atau membayar utang keluarga yang telah meninggal. Itu sebabnya, agar dana pensiun yang telah dikumpulkan tidak terganggu, kita juga perlu memproteksi tabungan tersebut dengan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.

6. Pensiun dini tanpa mengecek kondisi keuangan

Banyak perusahaan menawarkan program pensiun dini untuk mengurangi biaya operasional dan untuk mengecilkan organisasi karyawan. Bagi karyawan, pensiun dini menggiurkan karena menawarkan pesangon. Tetapi, jangan buru-buru ikut pada program pensiun dini tanpa mengecek kondisi keuangan. Jika Anda punya cicilan utang, maka memiliki penghasilan tetap akan membuat keuangan Anda lebih seimbang. Kemudian, jika dana pensiun yang ingin Anda capai masih jauh dari cukup, maka sebaiknya tidak buru-buru memutuskan berhenti bekerja. Akan lebih bijak jika Anda mempersiapkan pekerjaan baru terlebih dahulu sebelum ikut pada program pensiun dini. Aha

 

Exit mobile version