Media Asuransi – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diketahui telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp2,8 triliun-Rp3,8 triliun pada 2021 dan 2 tahun ke depan.
Rencana tersebut tersiar oleh Fitch Ratings yang telah memberikan peringkat nasional jangka panjang Alfamart di level AA dengan prospek stabil.
Fitch melansir, Alfamart (AMRT) kinerjanya sepanjang tahun 2020 cukup agresif menambah gerai di berbagai wilayah di Indonesia, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19. Hal ini berimbas pada kinerja kreditnya yang kuat dalam tiga tahun kedepan. Hal ini juga diperkuat oleh profil bisnis perseroan yang sehat dan ketahanan minimarket Alfamart dibandingkan dengan format ritel modern lainnya.
Alfamart (AMRT) sendiri mengakui fokus capex sebagian besar akan digunakan untuk pembukaan gerai-gerai baru di seluruh wilayah di Indonesia. Meski demikian, pihaknya akan lebih selektif lagi dalam membuka gerai-gerai baru di sepanjang tahun 2021, terlebih isu pandemi Covid-19 masih akan terus berlanjut di tahun 2021 ini.
“Tahun ini kami akan lebih selektif lagi dalam membuka gerai baru, terlebih di beberapa wilayah di Indonesia Pandemi Covid-19 masih cukup tinggi dan pembatasan operasional juga diberlakukan, sehingga perlu fokus dalam penggunaan belanja modal ke depan,” kata Sekretaris Perusahaan Sumber Alfaria Tomin Widian dalam keterangan singkatnya kepada Media Asuransi di Jakarta, Rabu 10 Februari 2021.
Baca Juga:
- Jalin MoU Dengan TOA Corporation, Waskita Precast Targetkan Kontrak Baru Rp7,88 Triliun
- MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 10 Februari 2021
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Tertekan
- Erdikha Sekuritas: IHSG Berpotensi Lanjutkan Pelemahan
Dalam penilaiannya, Fitch mencermati program vaksinasi Covid-19 cenderung lambat di tahun 2021 dan berpotensi pada perlambatan dan membatasi kemampuan Alfamart untuk membukukan marjin free cash flow yang positif. Meskipun, profil bisnis Alfamart diperkirakan akan tetap kuat dalam menghadapi efek pandemi pada 2021.
Dari sisi pendapatan, Fitch menilai bahwa pendapatan Alfamart diprediksi naik sekitar 5 persen-5,5 persen pada 2021 dibandingkan tahun lalu karena ekspansi toko, perbaikan same-store sales growth (SSSG), dan kenaikan pendapatan harian per gerai. Ekspansi toko yang cukup agresif selama 2020 akan melambat pada 2021. Hal ini karena Alfamart bakal fokus untuk memperbaiki produktivitas dan profitabilitas toko-toko yang telah ada.
Berdasarkan penilaian Fitch, marjin EBITDA Alfamart akan membaik menjadi sekitar 6 persen pada 2021-2022 setelah turun ke kisaran 5,5 persen-5,8 persen pada 2020. Pada saat yang sama, rasio dana operasi (fund from operation/FFO) terhadap utang bersih akan tetap rendah, yaitu di bawah 1,0 kali.
“Prediksi ini bergantung pada kemungkinan pembatasan sosial yang lebih ketat. Kinerja Alfamart cukup terpukul ketika terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang mengurangi jam buka toko secara signifikan dan menurunkan kunjungan,” pungkas Fitch. One