Site icon Media Asuransi News

Aset BTN 2018 Rp306 Triliun

    PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan aset Rp306,4 triliun hingga akhir Desember 2018, tumbuh 17,24 persen dibandingkan total aset periode yang sakenma tahun 2017 sebesar Rp261,4 triliun. Pertumbuhan BTN ini di atas pertumbuhan aset rata-rata industri yang tercatat sebesar 9,21 persen. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan bahwa kinerja perseroan secara umum memenuhi target, di tengah sejumlah tantangan di sepanjang tahun 2018. “Kami bersyukur telah melalui sejumlah tantangan yang menghadang selama tahun 2018. BTN dapat melaluinya dengan baik,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, 28 Maret 2019.

    Menurut Maryono, sejumlah tantangan itu adalah ketidakpastian perekonomian global dengan naiknya suku bunga The Fed. Kemudian kenaikan BI 7 Days Repo Rate yang tercatat sampai enam kali dari 4,25 persen menjadi 6,00 persen atau naik sekitar 175 bps (basis points). Di samping itu persiapan penerapan PSAK 71 yang akan dimulai pada awal tahun 2020, bank lebih awal mencadangkan CKPN dalam jumlah yang cukup besar. “Kami telah menjalankan bisnis secara on the track dan prudent. Pemberian kredit kepada masyarakat tumbuh. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh. Aset perseroan meningkat. Perolehan laba perseroan positif. Secara bisnis kita on the track dan tumbuh lebih baik,” ujar Maryono.

   Ditambahkan, kredit dan pembiayaan yang diberikan tercatat mencapai Rp237,8 triliun, meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp198,9 triliun, tumbuh 19,48 persen. “Angka tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan yang dicatatkan industri sebesar 11,75 persen. Melesatnya kredit Bank BTN didorong oleh Program Satu Juta Rumah yang berhasil mendongkrak kinerja kredit perumahan,” paparnya.

     Dijelaskan Maryono, Bank BTN telah memiliki profil bisnis yang jelas, yakni 80 persen portofolio kredit BTN merupakan kredit konsumer dengan profile 90 persen merupakan kredit perumahan (KPR) yang menjadi core business perseroan sejak tahun 1974. Porsi KPR ini terbagi 56 persen merupakan KPR subsidi dan sisanya 44 persen adalah KPR Non Subsidi. Sementara untuk bersaing dengan pasar, 20 persen sisanya dialokasikan untuk kredit komersial.

   Kinerja kredit BTN tersebut mendorong perseroan menjadi pemimpin pasar di segmen KPR dengan menguasai 39,35 persen pangsa pasar KPR di Indonesia, naik dari tahun sebelumnya yang tercatat 37 persen. “Bank BTN tetap menjadi pemimpin pasar KPR dengan pangsa pasar lebih baik dari tahun sebelumnya,” tutur Maryono.

    Di sisi lain Bank BTN berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sepanjang 2018 sebesar Rp230,3 triliun, tumbuh 19,34 persen dibandingkan perolehan DPK tahun 2017. Pertumbuhan ini jauh di atas rata-rata industri yang berada di kisaran 6,45 persen. Pertumbuhan DPK ini memperkuat likuiditas Bank BTN. Tercatat Liquidity Coverage Ratio Bank BTN sebesar 108,99 persen di atas ambang batas yang disyaratkan Bank Indonesia (BI).

   Dirut Bank BTN Maryono menyatakan bahwa berbekal kinerja tersebut, pihaknya optimistis menghadapi tahun ini. “Dengan kinerja 2018, BTN tetap optimis menghadapi tahun 2019, dimana target konservatif untuk tahun 2019 telah ditetapkan antara lain aset meningkat sekitar 13-15 persen, kredit dan pembiayaan tumbuh sekitar 13-15 persen, DPK naik sekitar 13-15 persen, serta laba tumbuh di atas 15 persen,” ungkapnya. Edi

Exit mobile version