Site icon Media Asuransi News

Dalam Masa PKPU Sementara, Barata Indonesia Diberi Peringkat idD

Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat “idD” untuk PT Barata Indonesia (Persero) (Barata) dari sebelumnya “idSD” dan menurunkan peringkat Medium Term Notes (MTN) I Tahun 2017 Seri A menjadi “idD” dari “idCCC”. 

Melalui keterangan resminya, Pefindo menjelaskan bahwa peringkat ini mencerminkan status Barata yang dinyatakan berada dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara hingga 5 Oktober 2021. 

|Baca juga: Jasa Armada (IPCM) Siapkan Penyediaan dan Pelayanan Kapal untuk Pelindo Marine Service 

Selama masa PKPU sementara, Barata berusaha untuk melakukan restrukturisasi atas seluruh utang yang dimiliki, termasuk MTN, utang bank, maupun utang terhadap pemasok. “Kami melihat profil likuiditas Barata tergolong rentan dikarenakan manajemen operasi yang cukup lemah yang berdampak pada marjin keuntungan yang negative dan fleksibilitas keuangan yang terbatas.” 

Obligor dengan peringkat idD menandakan obligor gagal membayar seluruh kewajiban finansialnya yang jatuh tempo, baik atas kewajiban yang telah diperingkat atau tidak diperingkat. 

PT Barata Indonesia (Persero) merupakan perusahaan pengecoran dan manufaktur, yang sahamnya 100% dimiliki oleh Pemerintah per 30 Juni 2021. Barata menghasilkan produk-produk dari pengecoran besi dan baja dan membuat komponen tempa lainnya untuk dijual ke perusahaan industri dan energi. 

|Baca juga: Pefindo Tarik Peringkat Tridomain Performance (TDPM)

Sebagai pemain di midstream, hasil pengecorannya direkayasa dan diproduksi untuk digunakan dalam aplikasi di berbagai sektor industri, seperti agro, minyak dan gas, rolling stock, hidro mekanik, industri pengolahan, serta peralatan konstruksi dan bongkat muat. 

Barata juga memposisikan diri sebagai perusahaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC), memanfaatkan pengalaman panjangnya dalam pengecoran dan manufaktur untuk mendapatkan nilai kontrak yang lebih tinggi, dengan fokus pada industri gula dan agro, minyak dan gas, pembangkit listrik, sumber daya air, dan komponen permesinan. ACA

Exit mobile version