Site icon Media Asuransi News

Didominasi Proyek Pemerintah, ADHI Incar Kontrak Baru Rp19,7 Triliun

Media Asuransi – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengawali tahun baru dengan peroleh kontrak baru senilai Rp1,1 triliun di Januari 2021. Perolehan kontrak tersebut melonjak 175 persen dibanding periode sama tahun 2020 yang mencapai Rp400 miliar.  Perolehan kontrak baru tersebut menambah pundi target kontrak baru perseroan di tahun 2021 yang dipatok Rp19,7 triliun.

Direktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan, Perseroan masih mengandalkan kontrak baru dari pemerintah dengan porsi 70 persen. Sedangkan sisanya diperoleh dari kontrak dari dari sektor swasta sebesar 30 persen.

“Tahun ini kami berupaya untuk meningkatkan target kontrak baru sebesar 20 persen dari tahun sebelumnya atau setara Rp19,7 triliun. Sebagian besar diperoleh dari kontrak baru dengan pemerintah seiring dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan pembangunan berbagai proyek di Tanah Air,” kata Entus Asnawi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu 17 Februari 2021.

Baca Juga:

Menurut Asnawi, penetapan target kontrak baru sejalan dengan perkembangan proyek infrastruktur pada 2021. Kontrak baru pada 2021 akan didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 70 persen dan dari sisi bisnis, kontrak tersebut masih akan didominasi oleh kontrak jasa konstruksi sebesar 80 persen dan sisanya dari bisnis energi EPC, beton pracetak, dan properti.

“Dari sisi kepemilikan proyek baru kami targetkan kontrak baru dari pemerintah sebesar 77 persen, BUMN sebesar 6 persen, dan swasta sebesar 18 persen,” katanya.

Perseroan, lanjut Asnawi, berhasil meraup carry over kontrak dari tahun 2020 ke tahun 2021 mencapai Rp34,9 triliun. Dengan carry over ini, nilai total order book sampai Januari 2021 mencapai Rp36 triliun. Perseroan juga telah berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 8,5 triliun pada September 2020. Nilai tersebut meningkat 53 persen dibandingkan Juni 2020 yang mencapai Rp5,5 triliun.

“Laba bersih perseroan juga meningkat 123,2 persen dari Rp6,9 miliar pada Juni 2020 menjadi Rp15,6 miliar pada September 2020,” ungkapnya.

Asnawi mengungkapkan, kinerja positif di Januari 2021 dengan kontrak barunya tersebut masih belum menghitung jumlah keuntungan untuk perseroan. Meski demikian, perseroan berharap pencapaian laba tahun ini akan meningkat dibandingkan 2020.

Untuk mendukung perolehan kinerja pada 2021, perseroan juga telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) dengan kisaran Rp 2-3 triliun. Belanja modal ini akan digunakan untuk pengerjaan proyek di Jogja, Bawen dan kebutuhan lain, termasuk untuk anak usaha.

Dilihat dari bisnisnya, tambah Asnawi, kontrak baru pada Januari 2021 didominasi oleh lini bisnis  konstruksi dan energi sebesar 93 persen. Sisanya dari lini properti sebesar 6 persen, dan lini bisnis lainnya. “Untuk tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 63 persen dan proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC,” pungkasnya. One

Exit mobile version