PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) membukukan peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 23,54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp157,41 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp194,48 triliun di kuartal pertama 2018. Kenaikan DPK tersebut kian menguatkan optimisme perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sesuai target pada akhir tahun nanti. Hal itu disampaikan Direktur Utama Bank BTN Maryono saat memaparkan kinerja keuangan perseroan di Jakarta, 19 April 2018.
Bank BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun nanti akan melaju sesuai target. Penopangnya yakni penjualan hunian yang terus bertumbuh akibat permintaan yang masih tinggi. “Belum lagi, Bank BTN terus mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah yang akan meningkatkan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan,” kata Maryono.
Dirut Bank BTN ini meyakini perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan kredit dan pembiayaan, berkat pertumbuhan DPK yang tinggi. “Dana pihak ketiga Bank BTN yang naik 23,54 persen tersebut cukup kuat untuk mengimbangi target pertumbuhan kredit. Kami meyakini kredit pada akhir tahun nanti akan tumbuh lebih dari 20 persen,” tutur Maryono.
Lebih lanjut dia jelaskan, kenaikan simpanan Bank BTN tersebut tercatat berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,4 persen yoy. Adapun, pertumbuhan terbesar simpanan Bank BTN tersebut bersumber dari kenaikan tabungan yang tumbuh sebesar 43,35 persen yoy dari Rp30,74 triliun pada akhir Maret 2017 menjadi Rp44,06 triliun di periode yang sama tahun ini. Penghimpunan giro dan deposito juga menjadi penopang laju kenaikan DPK dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 22,55 persen yoy menjadi Rp51,14 triliun dan 16,87 persen yoy menjadi Rp99,28 triliun per 31 Maret 2018.
Di sisi kredit, Bank BTN mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,34 persen yoy pada kuartal pertama 2018, naik dari Rp169,68 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp202,5 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut pun berada jauh di atas rata-rata capaian industri perbankan nasional. Data OJK menunjukkan, penyaluran kredit perbankan nasional hanya naik 8,3 persen yoy per Februari 2018.
Sementara itu, kredit perumahan yang menempati porsi sebesar 91,09 persen dari total kredit, menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan pembiayaan Bank BTN. Per kuartal pertama 2018, kredit perumahan Bank BTN tercatat naik 20,32 persen yoy dari Rp153,31 triliun menjadi Rp184,46 triliun. Kredit non-perumahan naik 10,17 persen yoy dari Rp16,37 triliun per Maret 2017 menjadi Rp18,03 triliun pada akhir Maret 2018.
Pada segmen kredit perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi menorehkan kenaikan terbesar atau tumbuh sebesar 32,96 persen yoy menjadi Rp79,14 triliun per kuartal pertama 2018. Kemudian, KPR non-subsidi naik 12,24 persen yoy menjadi Rp69,8 triliun, kredit konstruksi tumbuh 17,85 persen yoy menjadi Rp27,03 triliun, dan kredit perumahan lainnya menjadi Rp8,48 triliun pada akhir Maret 2018. Di segmen kredit non-perumahan, kredit komersial naik paling tinggi yakni sebesar 15,47 persen yoy menjadi Rp14,07 triliun per kuartal pertama 2018. Pada periode yang sama, posisi kredit konsumer tercatat senilai Rp3,96 triliun.
Dirut Bank BTN ini meyakini perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan kredit dan pembiayaan, berkat pertumbuhan DPK yang tinggi. “Dana pihak ketiga Bank BTN yang naik 23,54 persen tersebut cukup kuat untuk mengimbangi target pertumbuhan kredit. Kami meyakini kredit pada akhir tahun nanti akan tumbuh lebih dari 20 persen,” tutur Maryono.
Lebih lanjut dia jelaskan, kenaikan simpanan Bank BTN tersebut tercatat berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,4 persen yoy. Adapun, pertumbuhan terbesar simpanan Bank BTN tersebut bersumber dari kenaikan tabungan yang tumbuh sebesar 43,35 persen yoy dari Rp30,74 triliun pada akhir Maret 2017 menjadi Rp44,06 triliun di periode yang sama tahun ini. Penghimpunan giro dan deposito juga menjadi penopang laju kenaikan DPK dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 22,55 persen yoy menjadi Rp51,14 triliun dan 16,87 persen yoy menjadi Rp99,28 triliun per 31 Maret 2018.
Di sisi kredit, Bank BTN mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,34 persen yoy pada kuartal pertama 2018, naik dari Rp169,68 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp202,5 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut pun berada jauh di atas rata-rata capaian industri perbankan nasional. Data OJK menunjukkan, penyaluran kredit perbankan nasional hanya naik 8,3 persen yoy per Februari 2018.
Sementara itu, kredit perumahan yang menempati porsi sebesar 91,09 persen dari total kredit, menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan pembiayaan Bank BTN. Per kuartal pertama 2018, kredit perumahan Bank BTN tercatat naik 20,32 persen yoy dari Rp153,31 triliun menjadi Rp184,46 triliun. Kredit non-perumahan naik 10,17 persen yoy dari Rp16,37 triliun per Maret 2017 menjadi Rp18,03 triliun pada akhir Maret 2018.
Pada segmen kredit perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi menorehkan kenaikan terbesar atau tumbuh sebesar 32,96 persen yoy menjadi Rp79,14 triliun per kuartal pertama 2018. Kemudian, KPR non-subsidi naik 12,24 persen yoy menjadi Rp69,8 triliun, kredit konstruksi tumbuh 17,85 persen yoy menjadi Rp27,03 triliun, dan kredit perumahan lainnya menjadi Rp8,48 triliun pada akhir Maret 2018. Di segmen kredit non-perumahan, kredit komersial naik paling tinggi yakni sebesar 15,47 persen yoy menjadi Rp14,07 triliun per kuartal pertama 2018. Pada periode yang sama, posisi kredit konsumer tercatat senilai Rp3,96 triliun.
Kredit dan pembiayaan Bank BTN juga terus menunjukkan perbaikan kualitas. BBTN mencatatkan Non-Performing Loan (NPL) gross turun 56basis point (bps) yoy dari 3,34 persen menjadi 2,78 persen pada kuartal pertama 2018. NPL nett Bank BTN juga turun 57 bps yoy dari 2,35 persen pada Maret 2017 menjadi 1,78 persen.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut juga turut menunjang kenaikan aset perseroan sebesar 20,73 persen yoy dari Rp214,31 triliun pada kuartal pertama 2017 menjadi Rp258,73 triliun di periode yang sama tahun ini. Kinerja penyaluran kredit tersebut pun menyumbang pendapatan bunga yang naik sebesar 15,71 persen yoy. Di sisi lain, beban bunga tumbuh lebih rendah di level 15,32 persen yoy. Hasilnya, pendapatan bunga bersih BBTN naik 16,2 persen yoy. Dengan capaian tersebut, laba bersih Bank BTN tercatat naik 15,13 persen yoy dari Rp594 miliar pada akhir Maret 2017 menjadi Rp684 miliar di periode yang sama tahun ini. Edi