Site icon Media Asuransi News

Erdikha Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Menguat

Media Asuransi – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi bergerak menguat setelah berhasil rebound sebesar 2,07% pada perdagangan kemarin.

Equity Research Coordinator PT Erdikha Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menjelaskan, secara teknikal IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat membentuk pola candle morning star ke level 6.050. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari pedagangan.

Indikator stochastic juga tampak terjadi golden cross yang mengindikasikan adanya potensi terjadinya penguatan dengan range pergerakan 6.060-6.100. “Saham-Saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini meliputi: BBCA, BBRI, ISAT, ASII,LPPF, MDKA, dan BBTN,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Kamis, 15 April 2021.
Baca juga: 
Dia menjelaskan, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6.050 (2,07%) ditransaksikan senilai Rp10,23 triliun dengan volume transaksi 15,63 miliar lembar saham. Asing melakukan aksi beli bersih Rp1,03 triliun pada beberapa saham LQ45 seperti: BBCA 309.(B), ANTM 69.3(B), BBRI 59.3(B), TBIG 44.5(B), ERAA 22.2(B), BBTN 17.2(B), BTPS 14.6(B). 

Adapun sektor yang  menopang laju IHSG perdagangan kemarin meliputi sektor Finance (3.072%), Misc-Ind (2.438%), Basic-Ind (2.046%),  (1.85%), Trade (1.58%), Manufactur (1.553%), Property (1.367%), Infrastructure (1.319%), Mining (1.235%), Consumer (0.881%) .

Lebih lanjut, Hendri menjelaskan faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari Rabu, 14 April 2021, di antaranya adanya rilis dari data Inflasi Amerika Serikat kemarin yang mengalami kenaikan yakni untuk Inflation Rate secara MoM bulan Maret tercatat meningkat 0,6% dari sebelumnya 0,4%, Inflation Rate secara YoY bulan Maret tercatat meningkat 2,6% dari sebelumnya 1,7%, lalu untuk Core Inflation Rate tercatat meningkat 1,6% dari sebelumnya 1,3% di bulan Maret. 

Kenaikan inflasi di AS tersebut sesuai dengan prediksi para pelaku pasar. Kenaikan inflasi ini menggambarkan bahwa dampak dari adanya penyebaran virus Covid-19 yang sempat menahan konsumsi masyarakat di sana karena adanya kebijakan lockdown yang dilakukan oleh pemerintah beberapa waktu lalu di beberapa negara bagian sudah mulai mereda, meskipun masih belum sepenuhnya normal. Kenaikan ini juga membuat kemungkinan bank sentral AS, the Fed, untuk menaikkan suku bunganya di akhir tahun ini. 

“Selain dari data inflasi dari AS kemarin juga telah rilis data mengenai cadangan minyak AS berdasarkan survei dari API Crude Oil Stick Change yang masih mengalami penurunan namun dari sebelumnya -2.618M menjadi -3.608M per 9 April 2021.”

Lalu dari domestik sendiri, Hendri mengatakan pada minggu ini akan rilis data ekonomi terkait neraca perdagangan dan ekspor-impor selama bulan Maret, pada hari Kamis, 15 April 2021. Selain itu, pergerakan IHSG juga masih tertahan karena adanya kekhawatiran investor terkait lonjakan kasus Covid-19, mengingat sekarang ini tengah Ramadhan dan sebentar lagi akan ada musim mudik meskipun dari pemerintah sendiri sudah melarang kegiatan mudik pada tahun ini, tetapi kehawatiran itu masih ada. 

“Karena berkaca dari India, setelah ada beberpa kegiatan keagamaan dan acara festival, kini kasus Covid-19 di sana mengalami lonjakan yang cukup besar. Kini India menjadi negara kedua terbanyak lonjakan kasus Covid-19 setelah Brasil,” terangnya. Aca

Exit mobile version