Site icon Media Asuransi News

Erdikha Sekuritas: IHSG Berpotensi Konsolidasi 5.750-5.850

Media Asuransi – Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi pada range pergerakan 5.750-5.850 setelah berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan sebelumnya.

Regina Fawziah, Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, menerangkan bahwa IHSG pada perdagangan Selasa, 25 Mei 2021, ditutup menguat pada level 5.816 (0,91%) ditransaksikan senilai Rp11,77 triliun dengan volume transaksi 21,12 miliar lembar saham, di saat asing melakukan aksi beli bersih Rp408,13 miliar pada beberapa saham LQ45 seperti: net foreign buy, TLKM 45.4(B), MDKA 30.7(B), BBCA 30.5(B), BBRI 30.2(B), TBIG 26.3(B), ANTM 25.8(B). 
 
|Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 27 Mei 2021
 
Indikator stochastic juga tampak terjadi golden cross yang mengindikasikan adanya potensi terjadinya penguatan. Adapun sektor yang menopang laju IHSG pada perdagangan Selasa meliputi sektor  Energy (1,396%), Financials (1,333%), Infrastructures (1,266%), Basic Materials (1,14%), Industrials (0,912%), Consumer Cyclicals (0,457%), Healthcare (0,324%), Properties & Real Estate (0,111%), sedang sektor yang masih  membebani  laju IHSG pada Selasa meliputi sektor  Consumer Non-Cyclical (-0,064%), Technology (-0,399%), dan Transportation & Logistic (-1,876%).

Regina menjelaskan, pergerakan IHSG pada Selasa cenderung menguat seiring dengan rilisnya suku bunga acuan serta lending facility rate dan deposit facility rate yang sesuai ekspetasi para pelaku pasar. Yakni untuk suku bunga acuan masih tertahan di level 3,5%, kemudian untuk lending facility rate dan deposite facility rate akan bertahan di level 4,25% dan 2,75%. 

|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Bearish Trendline

“Penahanan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia ini sejalan dengan kondisi yang ada saat ini. Recovery economy terus terjadi, pemberian stimulus, kenaikan ekspor-impor, kenaikan investasi non-pembangunan, perbaikan konsumsi, hingga stimulus fiskal maupun moneter dari pemerintah sudah dilakukan hingga saat ini dan akan terus dilakukan hingga adanya tanda-tanda kenaikan inflasi yang mendorong Bank Indonesia untuk melakukan kebijakan moneter terkait suku bunga,” jelasnya. 

Menurut Bank Indonesia saat ini inflasi di Indonesia cenderung masih lemah, bahkan BI memproyeksikan hingga dengan akhir tahun inflasi kita masih akan cenderung rendah. Hal tersebutlah yang membuat BI masih melakukan penahanan suku bunga dan diproyeksikan baru akan ada perubahan pada awal tahun 2022 atau ketika kondisi sudah memungkinkan (inflasi mengalami kenaikan yang signifikan). 

Tidak hanya proyeksi inflasi yang masih rendah hingga akhir tahun ini, sambung Regina, Bank Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2021 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,1%-5,1%, sedangkan untuk kuartal II dan kuartal III/2021 Bank Indonesia memproyeksikan akan tumbuh masing-masing sebesar 6% dan 5,3%. Tidak hanya Bank Indonesia, Menteri keuangan Sri Mulyani juga memproyeksikan pertumbuhan kuartal II/2021 bisa tumbuh sebesar 8,3%. 

|Baca juga: Erdikha Sekuritas: IHSG Konsolidasi 5.730-5.830

“Proyeksi keduanya cukup optimistis dibandingnya dengan kuartal I yang masih terkontraksi. Namun, jika melihat kondisi yang ada, konsumsi masyarakat mulai meningkat, bahkan data indeks kepercayaan konsumen (IKK) Indonesia yang terakhir juga sudah di atas 100 atau di atas acuan IKK Indonesia yang menunjukan adanya optimisme masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi selama 6 bulan ke depan.” 

Kemudian kegiatan ekonomi juga mulai berjalan normal dengan protokol kesehatan yang tetap diberlakukan, program vaksinasi yang terus dilakukan, serta masyarakat sudah mulai terbiasa dengan kondisi yang ada, apalagi di kuartal II ini terdapat momentum lebaran, maka bukan tidak mungkin kuartal II/2021 akan tumbuh positif. Namun meskipun demikian, masyarakat perlu mewaspadai adanya kemungkinan gelombang virus corona jenis baru yang mungkin bisa saja melanda Indonesia, apalagi saat pekan ini merupakan momentum bagi masyarakat yang sebelumnya melakukan mudik kembali ke daerah atau kota tempat mereka bekerja atau tinggal, sehingga kemungkinan akan ada potensi kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.

Kemudian beralih ke bursa AS, hari Rabu akan rilis data terkait cadangan minyak dari AS yang diproyeksikan akan ada penurunan dibandingkan dengan sebelumnya. Kemudian hari Kamis akan rilis data terkait kalim penggangguran di AS secara mingguan yang diproyeksikan akan kembali mengalami penurunan sebesar 425.000 dari 444.000. “Tentu apabila proyeksi tersebut benar maka akan menjadi slaah satu katalis positif bagi bursa AS dan juga bursa regional pada umumnya termasuk Indonesia.” Aca

Exit mobile version