Media Asuransi – Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi pada range pergerakan 5.750-5.850 setelah berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan sebelumnya.
Regina menjelaskan, pergerakan IHSG pada Selasa cenderung menguat seiring dengan rilisnya suku bunga acuan serta lending facility rate dan deposit facility rate yang sesuai ekspetasi para pelaku pasar. Yakni untuk suku bunga acuan masih tertahan di level 3,5%, kemudian untuk lending facility rate dan deposite facility rate akan bertahan di level 4,25% dan 2,75%.
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Bearish Trendline
“Penahanan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia ini sejalan dengan kondisi yang ada saat ini. Recovery economy terus terjadi, pemberian stimulus, kenaikan ekspor-impor, kenaikan investasi non-pembangunan, perbaikan konsumsi, hingga stimulus fiskal maupun moneter dari pemerintah sudah dilakukan hingga saat ini dan akan terus dilakukan hingga adanya tanda-tanda kenaikan inflasi yang mendorong Bank Indonesia untuk melakukan kebijakan moneter terkait suku bunga,” jelasnya.
Menurut Bank Indonesia saat ini inflasi di Indonesia cenderung masih lemah, bahkan BI memproyeksikan hingga dengan akhir tahun inflasi kita masih akan cenderung rendah. Hal tersebutlah yang membuat BI masih melakukan penahanan suku bunga dan diproyeksikan baru akan ada perubahan pada awal tahun 2022 atau ketika kondisi sudah memungkinkan (inflasi mengalami kenaikan yang signifikan).
Tidak hanya proyeksi inflasi yang masih rendah hingga akhir tahun ini, sambung Regina, Bank Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2021 diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,1%-5,1%, sedangkan untuk kuartal II dan kuartal III/2021 Bank Indonesia memproyeksikan akan tumbuh masing-masing sebesar 6% dan 5,3%. Tidak hanya Bank Indonesia, Menteri keuangan Sri Mulyani juga memproyeksikan pertumbuhan kuartal II/2021 bisa tumbuh sebesar 8,3%.
|Baca juga: Erdikha Sekuritas: IHSG Konsolidasi 5.730-5.830
“Proyeksi keduanya cukup optimistis dibandingnya dengan kuartal I yang masih terkontraksi. Namun, jika melihat kondisi yang ada, konsumsi masyarakat mulai meningkat, bahkan data indeks kepercayaan konsumen (IKK) Indonesia yang terakhir juga sudah di atas 100 atau di atas acuan IKK Indonesia yang menunjukan adanya optimisme masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi selama 6 bulan ke depan.”
Kemudian kegiatan ekonomi juga mulai berjalan normal dengan protokol kesehatan yang tetap diberlakukan, program vaksinasi yang terus dilakukan, serta masyarakat sudah mulai terbiasa dengan kondisi yang ada, apalagi di kuartal II ini terdapat momentum lebaran, maka bukan tidak mungkin kuartal II/2021 akan tumbuh positif. Namun meskipun demikian, masyarakat perlu mewaspadai adanya kemungkinan gelombang virus corona jenis baru yang mungkin bisa saja melanda Indonesia, apalagi saat pekan ini merupakan momentum bagi masyarakat yang sebelumnya melakukan mudik kembali ke daerah atau kota tempat mereka bekerja atau tinggal, sehingga kemungkinan akan ada potensi kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
Kemudian beralih ke bursa AS, hari Rabu akan rilis data terkait cadangan minyak dari AS yang diproyeksikan akan ada penurunan dibandingkan dengan sebelumnya. Kemudian hari Kamis akan rilis data terkait kalim penggangguran di AS secara mingguan yang diproyeksikan akan kembali mengalami penurunan sebesar 425.000 dari 444.000. “Tentu apabila proyeksi tersebut benar maka akan menjadi slaah satu katalis positif bagi bursa AS dan juga bursa regional pada umumnya termasuk Indonesia.” Aca