Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu pagi usai libur Nyepi terpantau bergerak di zona hijau. Meski mengalami penguatan, namun para investor harus tetap berhati-hati dan waspada saat berinvestasi di pasar saham guna menjaga keuntungan yang sudah diperoleh.
IHSG Rabu, 13 Maret 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.382 dan tak lama kian menguat ke level 7.429. Posisi tertinggi di 7.435 dan terendah di 7.409. Volume perdagangan pagi tercatat 1,43 miliar lembar saham senilai Rp1,54 triliun. Sebanyak 213 saham menguat, 179 saham melemah, dan 246 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Rabu pagi terlihat dibuka merekah ketimbang penutupan perdagangan sebelumnya di Rp15.590 per US$. Dibutuhkan katalis positif signifikan untuk membuat mata uang Garuda terus menguat di masa mendatang.
|Baca juga: Michellina Laksmi Triwardhany Mundur, Berikut Profil Tony Benitez yang Jadi Bos Baru Prudential Indonesia
Mengutip Bloomberg, Rabu, 13 Maret 2024, perdagangan pagi dibuka menguat ke level Rp15.569 per US$ dengan year to date return 1,26 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.567 hingga Rp15.596 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.455 per US$.
Wall Street menguat tajam
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat tajam pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Penguatan terjadi karena para pedagang mengabaikan laporan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan kembali terjun ke saham-saham teknologi.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,6 persen menjadi 39.005,49. Sedangkan S&P 500 berbasis luas ditutup 1,1 persen lebih tinggi dan menjadi 5.175,27. Kemudian Nasdaq yang kaya akan teknologi melonjak lebih dari 1,5 persen menjadi ditutup di 16.265,64.
Lonjakan Nasdaq didorong oleh perusahaan-perusahaan termasuk Nvidia dan Meta, yang masing-masing naik sebesar 7,1 persen dan 3,3 persen. Sementara itu, perusahaan komputasi awan Oracle, mengalami lonjakan harga saham sebesar 11,8 persen setelah mengumumkan bahwa pendapatannya baru-baru ini melampaui ekspektasi.
Sedangkan dolar AS sedikit berubah dalam perdagangan yang berombak pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu terjadi setelah bergerak lebih tinggi di awal sesi global, di tengah data yang menunjukkan inflasi bulan lalu yang lebih tinggi dari perkiraan di negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Greenback awalnya melonjak setelah data tersebut, namun kemudian turun. Indeks dolar terakhir datar di 102,83. Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,4 persen di Februari, sejalan dengan perkiraan kenaikan 0,4 persen. Secara tahunan, CPI naik 3,2 persen, daripada perkiraan kenaikan sebesar 3,1 persen.
Editor: Angga Bratadharma