Site icon Media Asuransi News

IMF Apresiasi Pencapaian Positif Indonesia 

   Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde menyampaikan berbagai pencapaian positif yang telah diperoleh Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, antara lain dalam bidang ekonomi dan bidang sosial. Dari aspek regional, negara-negara ASEAN dianggap memiliki ketahanan ekonomi yang baik dan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lainnya, antara lain dalam pelaksanaan pertumbuhan ekonomi inklusif. Namun, Lagarde juga mengingatkan bahwa di tengah pertumbuhan ekonomi ASEAN yang tengah membaik, saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembenahan perekonomian negara, baik dari sisi moneter dan makroekonomi maupun infrastruktur.

   Hal itu disampaikan Christine Lagarde dalam acara High Level Conference bertajuk New Growth Models in a Changing Global Landscape yang diselenggarakan bersama oleh BI dan IMF di Jakarta, 27 Februari 2018. Dalam acara tersebut, BI dan IMF mengangkat berbagai pencapaian Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dalam bidang ekonomi, khususnya dalam pertumbuhan ekonomi, diversifikasi ekonomi, dan pengurangan kemiskinan. Konferensi ini merupakan bagian dari Voyage to Indonesia, yaitu rangkaian kegiatan untuk mempromosikan Indonesia menjelang pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group (IMF-WBG AM) 2018 di Nusa Dua, Bali, Oktober 2018.

  Managing Director IMF ini juga mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tren positif. Tahun ini pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada di level 5,3 persen. Menurut dia, tingginya level pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didukung oleh ekonomi global yang berjalan ke arah yang lebih baik. “Kami mengharapkan pertumbuhan global meningkat lebih jauh menjadi 3,9 persen tahun ini dan tahun depan. Ada kabar baik juga di Indonesia, pertumbuhannya diproyeksikan mencapai 5,3 persen di 2018 dan naik secara bertahap dalam jangka menengah,” kata Lagarde.

   Dia tambahkan, momentum ini dapat menyebabkan kenaikan lebih lanjut dalam kesejahteraan ekonomi dan sosial. “Indonesia bisa bangga dengan kemajuan yang diraih,” tandasnya. Lagarde menceritakan dalam dua dekade terakhir tingkat kemiskinan Indonesia turun kurang lebih 40 persen, angka harapan hidup meningkat lebih dari enam persen, dan jumlah orang mengakses pendidikan alias sekolah meningkat 250 persen.

   Meskipun demikian, Christine Lagarde mengingatkan adanya volatilitas atau gejolak di pasar keuangan yang memberikan risiko pada ekonomi nasional. Menurut dia, pemerintah Indonesia dapat mengatasi risiko tersebut dengan mengelola ketidakpastian, membuat ekonomi lebih inklusif, dan mempersiapkan revolusi digital. “Pikirkan volatilitas yang meningkat di pasar keuangan. Pikirkan risiko meningkatnya perselisihan perdagangan, dan pikirkan yang mendalam dampak pesatnya kemajuan teknologi seperti digitalisasi, robotika, dan intelijen buatan,” ujarnya.

   Sementara itu dalam pidatonya di acara High Level Conference, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menyelenggarakan IMF-WBG AM 2018. Gelaran IMF-WBG AM 2018 diharapkan dapat memberi pengalaman bagi seluruh peserta, tak hanya terkait pembahasan topik-topik terkini dalam diskusi, namun juga memberi pengalaman tak terlupakan dari kekayaan alam dan budaya Indonesia yang begitu beragam. Dengan penerimaan dan antusiasme yang baik dari pengunjung internasional, Indonesia pun selangkah lebih dekat pada pelaksanaan AM 2018 yang sukses dan mampu mengangkat nama baik Indonesia di mata internasional. Edi

Exit mobile version