Indonesia Re Institute, lembaga riset dan pusat data dan informasi asuransi nasional di bawah naungan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, mengadakan workshop Digital Leadership 2019. Pada edisiworkshop perdana ini, lembaga tersebut mengangkat tema: “Building Resilience To Embrace The New Era of Industry 4.0 Through Digital Leadership”. Kegiatan ini dirancang untuk membangun karakter dan pola pikir karyawan di tengah revolusi industri 4.0.
Saat membuka workshop tersebut, Direktur Pengembangan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan Indonesia Re Putri Eka Sukmawati mengatakan bahwa digital leadership atau kepemimpinan yang mampu beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi, dinilai menjadi kunci bagi dunia usaha untuk menghadapi kedatangan era disruptif, yang juga terbukti destruktif bagi perusahaan yang tidak mampu untuk beriringan jalan dengan perubahan zaman. “Pelaku bisnis harus menerima kenyataan bahwa model bisnis telah berubah sehingga pola pikir dan mentalnya pun harus disesuaikan dengan perkembangan zaman,” ujar Putri di Jakarta, Agustus lalu.
Melihat fakta tersebut, pihaknya aktif memberikan pembekalan dan pelatihan kepada segenap karyawannyaagar dapat merangkul teknologi dalam seluruh spektrum pengembangan bisnis, hubungan pelanggan, hingga pengelolaan sumber daya manusia. “Workshop ini diharapkan dapat memberikan ide-ide baru maupun tambahan pemikiran konstruktif dalam membangun karakter dan prinsip kepemimpinan yang berdasarkan transformasi digital untuk meningkatkan bisnisnya,” ungkap dia.
Dalam kegiatan tersebut Indonesia Re juga mengundang pengamat dan praktisi industri 4.0, Anugrah Pratama, yang menjelaskan bahwa revolusi industri saat ini sangat berbeda dibandingkan dengan segala revolusi yang pernah umat manusia alami sebelumnya.
Pasalnya, begitu beragamnya hal baru yang muncul yang ternyata memberikan dampak signifikan ke hampir seluruh sektor industri. “Setidaknya terdapat enam enabler revolusi industri 4.0: Internet of Things, blockchain, robotic process automation, artificial intelegence, analytics, dan cybersecurity,” ungkapnya.
Kepemimpinan memainkan peran penting, tak hanya dalam menyelamatkan sebuah perusahaan dari dampak disrupsi, tapi juga untuk meraih pertumbuhan yang signifikan. Lebih lanjut dia katakan bahwa terdapat empat sikap kunci yang merepresentasikan kepemimpinan digital, yakni: Navigate – mampu mengarahkan perusahaan untuk selalu beradaptasi dengan perubahan zaman; Connect – mampu menghubungkan orang dengan ekosistem kerja terbuka; Relate – mampu menyeimbangkan keterlibatan manusia dan teknologi dalam pekerjaan; dan Think – inovatif dan mampu berpikir secara holistik. “Perubahan itu keniscayaan. Oleh karena itu, keputusan ada di tangan para pelaku bisnis,” katanya. Wiek