Jadi, IPO di Nasdaq tersebut akan terwujud setelah Finaccel resmi diakuisisi oleh perusahaan investasi global VPC Impact Acquisition Holdings II.
Saat ini, pihak Finaccel mengkonfirmasi bahwa proses akuisisi oleh VPC yang didukung Victory Park Capital (VPC) telah mencapai tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis. Melalui penggabungan bisnis, diperkirakan valuasi ekuitas pro-forma akan mencapai US$2,5 miliar dengan asumsi tidak ada penebusan.
Baca juga: Penggunaan Rupiah Kunci Jaga Momentum Perbaikan Ekonomi
IPO ini akan mendukung rencana Finaccel untuk melakukan ekspansi ke negara lain di luar Indonesia. Sejauh ini, perusahaan menargetkan upaya ekspansi ke wilayah Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Thailand, mengingat 66% populasinya masih dalam kategori belum mendapatkan atau minim akses ke layanan perbankan.
Belakangan, Kredivo akan meluncurkan bank digital bernama Lime. Ini menandai masuknya Kredivo ke neobank di pasar terbesar Asia Tenggara.
Lime direncanakan fokus pada produk tabungan dan kredit yang ramah milenial. Pendirian neobank dinilai juga akan membuka peluang pertumbuhan baru bagi Kredivo, yang pendapatannya saat ini tberasal dari bisnis kartu kredit dan pinjaman pribadi.
Kredivo disebutkan mulai meletakan dasar untuk neobank barunya, setelah mengakuisisi 24 persen saham di PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) pada Mei 2021. Perusahaan induk Kredivo, FinAccel telah menghabiskan Rp551,31 miliar (US$38,4 juta) untuk membeli saham dari pemegang saham lama PT Sun Land Investasi dan Sundjono Suriadi. Aha