Media Asuransi – PT Infovesta Utama memperkirakan pasar saham dan SBN pada pekan ini akan bergerak fluktuatif seiring dengan minimnya sentimen positif yang dapat mendorong pasar.
Mengutip Infovesta Mutual Funds Update edisi 19 April 2021, pada penutupan perdagangan pekan lalu, reksa dana saham dan reksa dana pendapapatan tetap mengalami tekanan dan menghasilkan kinerja negatif masing-masing sebesar 0,09% dan 0,17%.
Hal tersebut didorong oleh sentimen makro yang turut memberikan tekanan pada pasar saham dan pasar SBN dalam negeri (IHSG 0,26% dan IGBI 0,15%). Di sisi lain, reksa dana campuran justru mampu mencatatkan kinerja positif sebesar 0,04%, dan reksa dana pasar uang mencatatkan kinerja terbaik dengan tumbuh 0,07%
Baca juga: OJK: Pahami Profil dan Risiko Unitlink
Pada pekan lalu, pasar saham dan SBN mengalami pelemahan yang mengakibatkan tertekannya kinerja reksa dana saham dan pendapatan tetap. Mengapa demikian? Lalu, sentimen apa saja yang akan mempengaruhi pergerakan pasar saham dan obligasi sepekan ini?
Dari pasar saham sendiri, pelemahan sepanjang pekan lalu disebabkan oleh minimnya sentimen positif dari dalam negeri meskipun secara volume transaksi investor asing mencatatkan aksi beli bersih mencapai Rp884,91 miliar. Berikutnya dari pasar obligasi, setelah kenaikan signifikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat pada kuartal I/2021, memasuki bulan April ini imbal hasil tersebut sudah mengalami penurunan (dari 1,74% pada 31 Maret 2021 menjadi 1,57% pada 16 April 2021) yang didorong oleh pulihnya permintaan investor untuk obligasi Amerika Serikat khususnya tenor 3, 10, dan 30 tahun.
Baca juga: Imbal Hasil Investasi: Efek Kejatuhan Pasar Saham bagi Produk Unitlink
Meskipun demikian, tingkat imbal hasil SBN Indonesia justru sempat mengalami kenaikan ke level 6,58% pada hari Rabu pekan lalu, tetapi kembali turun ke level 6,51% di hari Jumat menyusul aksi jual investor asing pada Surat Berharga Negara Indonesia sepanjang periode 12 April hingga 14 April 2020 sebesar Rp4,58 triliun.
Pekan ini, pasar saham dan SBN masih akan dipengaruhi oleh berbagai sentimen. Dari dalam negeri, investor akan memperhatikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan dilangsungkan pada tanggal 19 April hingga 20 April 2021, tingkat suku bunga acuan diprediksi tetap di pertahankan di level 3,5% untuk mendukung pemulihan ekonomi. Hal tersebut dapat menjadi sentimen positif baik di pasar saham maupun SBN yang diharapkan dapat mendukung kinerja reksa dana saham dan pendapatan tetap sepanjang satu pekan ke depan.
Baca juga: Pemerintah Tawarkan SBN Perdana Tahun 2021 (ORI019) dengan Tingkat Kupon 5,57 Persen
Sementara dari luar negeri, rilis data ekonomi dari Amerika Serikat dan China yang diekspektasikan membaik diharapkan berdampak positif terhadap pasar saham Indonesia. Namun investor tetap perlu mewaspadai potensi sentimen negatif yang muncul dari beberapa permasalahan terkait vaksinasi seperti vaksin Johnson & Johnson yang menyebabkan pembekuan darah pada enam wanita di bawah usia 50 tahun di Amerika Serikat.
Dengan mengacu kepada beragam ekspektasi yang sudah diulas, pasar saham dan SBN diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada pekan depan. Sentimen positif yang datang dari ekspektasi dipertahankannya suku bunga untuk mendukung pemulihan aktivitas perekonomian diperkirakan tidak cukup kuat untuk mendorong pasar bergerak naik di tengah hambatan vaksinasi di beberapa negara dan peningkatan kasus Covid-19 seperti di India dan beberapa negara di zona Eropa yang masih menerapkan lock down. Aca