Site icon Media Asuransi News

Infovesta: Pasar Saham Masih Akan Tertekan Jangka Pendek

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – PT Infovesta Utama memperkirakan tekanan yang terjadi di pasar saham masih akan berlanjut dalam jangka pendek seiring dengan perkembangan kasus Covid-19 dan libur Lebaran yang berpotensi menjadi katalis negatif yang akan menekan pasar.

Melalui Weekly Mutual Funds Update yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 11 Mei 2021, Infovesta mengungkapkan potensi tekanan tersebut sedikit tertolong oleh adanya ekspektasi positif terkait pertumbuhan ekonomi, maka momen penurunan pasar ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan average down sambil mengamati perkembangan ekonomi Indonesia lebih lanjut. 

Pada hari Rabu (5 Mei 2021) Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal I/2021 mengalami kontraksi sebesar -0,74% secara year on year (yoy) dan -0,96% secara quarter on quarter (qoq). Hal ini menandakan bahwa ekonomi Indonesia belum keluar dari zona resesi yang sejalan dengan proyeksi pemerintah di kisaran -0,6% sampai -0,9% dan telah mengalami kontraksi selama empat kuartal berturut-turut. 

Baca juga: Peringkat Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Ditegaskan idAAA

Di sisi lain, tingkat inflasi pada bulan April 2021 flat di level 0,08% secara month on month (mom) dan secara yoy tercatat di level 2,67% atau naik hampir dua kali lipatnya dari level yoy bulan Maret yaitu 1,37%. Hal ini menandakan bahwa konsumsi domestik secara bulanan masih tertahan sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal dua belum tentu tumbuh sesuai proyeksi pemerintah sebesar 7%. 

“Dengan data ekonomi yang beragam, maka ekonomi Indonesia sendiri mulai pulih dan masih optimistis pada kuartal II/2021, tetapi perlu adanya penyesuaian terhadap ekspektasi pemulihan ekonomi yang berpotensi lebih lambat karena masih terdapat ragam ketidakpastian terutama terkait kasus Covid-19 di Indonesia maupun global yang memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global.” 

Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 11 Mei 2021

Sepanjang pekan lalu kinerja reksa dana berbasis pendapatan tetap melalui Infovesta Fixed Income Fund Index mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 0,34%. Penguatan ini didukung oleh arus capital inflow dari investor asing di SBN sepanjang bulan Mei sebesar Rp480 Miliar. Meskipun demikian, pasar obligasi Indonesia sendiri masih dibayangi kekhawatiran peningkatan inflasi di Amerika Serikat yang berpotensi memicu kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat sehingga menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kembali membawa indikator risiko Indonesia (CDS) ke level yang lebih tinggi. 

Sementara itu, penurunan kinerja terdalam dialami oleh reksa dana berbasis saham yang turun sebesar 0,73% seperti yang tercermin pada Infovesta Equity Fund Index. Pelemahan ini disebabkan oleh kinerja pasar saham seperti yang ditunjukkan oleh kinerja IHSG yang tertekan sebesar 1,12%. Namun di sisi lain tekanan tersebut justru menarik investor asing untuk masuk kembali ke pasar saham Indonesia. Sepanjang pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp1,03 triliun. 

Terdapat dua jenis indeks reksa dana mencetak imbal hasil negatif pada penutupan pekan lalu, yaitu kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran masing-masing sebesar -0,73% dan -0,32%. Pelemahan tersebut sejalan dengan pelemahan kinerja IHSG sebesar -1,12%. Selanjutnya, kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat naik sebesar 0,30% yang didorong oleh kenaikan pada Obligasi Pemerintah sebesar 0,32% dan Obligasi korporasi sebesar 0,08%. Berikutnya, reksa dana pasar uang juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,07%. Aca

Exit mobile version