Media Asuransi – Pemerintah berhasil mendapatkan kepercayaan pasar dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana di tahun 2021 dengan mencatatkan kelebihan permintaan alias oversubscribed.
Kementerian Keuangan mencatat, dalam lelang SUN yang dilaksanakan pada 5 Januari 2021 tersebut, total penawaran yang masuk mencapai angka Rp97,2 triliun. Namun, dari lelang utang tersebut, pemerintah hanya menyerap Rp41 triliun atau masih di atas Target Indikatif Rp35 triliun.
Lelang Surat Utang Negara pada tanggal 5 Januari 2021 dikhususkan untuk menjual ketujuh seri SUN antara lain, SPN03210406, SPN12220106, FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089 melalui sistem lelang Bank Indonesia. Kemenkeu mengaku, seluruh lelang SUN yang dilaksanakan dalam mata uang rupiah tersebut untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2021.
Kemenkeu Resmi Terbitkan Laporan Tax Expenditure 2019
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan menjelaskan, demand investor untuk lelang kali ini terlihat cukup solid tercermin dari bids yang masuk sebesar Rp97,2 triliun dengan bids to cover ratio sebesar 2,3 kali. “Dibandingkan dengan incoming bids pada lelang SUN pertama di tahun sebelumnya, terdapat kenaikan demand sebesar 19,2%,” jelasnya.
Adapun fokus investor pada lelang kali ini, sambungnya, adalah dua SUN seri benchmark baru dengan tenor 15 dan 30 tahun. “Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 48,9% dari total, di mana tenor 15 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp31,4 triliun.”
Komposisi investor asing yang berpartisipasi pada lelang perdana tersebut meningkat, yaitu sebesar 11,5% dari total bids. Partisipasi asing ini naik signifikan apabila dibandingkan dengan komposisi asing pada lelang SUN terakhir di Desember 2020 yang mencapai 5,9%.
“Yield tertinggi yang dimenangkan pada lelang SUN (cut off rate) tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan cut off rate pada lelang terakhir tahun 2020. Penurunan terbesar terdapat pada tenor 20 tahun yang mencapai 37 bps,” jelas Deni.
Dengan mempertimbangkan yield/imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, terang Deni, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp41 triliun.
“Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2021, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2021. Pemerintah optimistis kondisi pasar akan tetap kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN,” pungkas Deni.
Secara teperinci, untuk seri SPN03210406 jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp1,25 triliun dengan yield tertinggi yang masuk sebesar 3,2 persen dan yield terbesar sebesar 2,95 persen. Pada seri SPN12220106 penawaran yang masuk mencapai Rp Rp 4,68 triliun dengan yield tertinggi yang masuk 4,5 persen dan yield terendah sebesar 3,15 persen. Untuk seri FR0086 jumlah penawaran tertinggi mencapai Rp13,43 triliun dengan yield tertinggi 5,45 persen dan terendah 5,01 persen.
Sementara itu, pada SUN seri FR0087 penawaran tertinnginya sebesar Rp13,4 triliun dengan yield tertinggi 6,10 persen dengan terendah 5,8 persen. Pada FR0088 penawaran yang masuk mencapai Rp31,39 triliun dengan yield tertinggi 6,65 persen dan terendah 6,25 persen. Sedangkan untu SUN seri FR0083 penawaran yang masuk mencapai Rp16,9 triliun dengan yield tertinggi sebesar 6,75 persen dan terendah 6,47 persen dan terakhir untuk seri FR0089 penawaran tertingginya mencapai Rp16,2 triliun dengan yield sebesar 7,1 persen dan yield terendah 6,85 persen.
Sebagaimana diketahui, Kemenkeu menekankan bahwa dalam penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Lelang akan bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif (non-competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pemerintah memiliki hak untuk menjual ketujuh seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1juta.
Pada prinsipnya, lanjut Kemenkeu semua pihak, baik investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian (bids) dalam lelang. Namun dalam pelaksanaannya, penyampaian penawaran pembelian harus melalui Peserta Lelang sebagaimana diatur dalam PMK No. 168/PMK.08/2019 dan PMK No. 38/PMK.02/2020. One/Aca