Media Asuransi – Selama April sampai dengan Juni 2021 (kuartal II/2021), perusahaan telekomunikasi mengalami peningkatan performa apabila dibandingkan dengan kuartal II/2020.
Laba bersih PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) berbalik dari rugi menjadi untung sebesar Rp5,4 triliun pada kuartal II/2021. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan sebesar 10,2% dan aktivitas divestasi.
Baca juga: BEI Ubah Kriteria Masuk Indeks
Sehingga, secara kumulatif pada 6 bulan pertama tahun 2021 (semester I/2021), kerugian perusahaan berbalik menjadi untung sebesar Rp5,6 triliun. Di sisi lain, pendapatan meningkat 11,4%. Hal ini didorong oleh penjualan dari segmen seluler yang naik 11,3%, dan MIDI (Multimedia, Komunikasi Data, Internet) yang menguat 12,7%.
Selain itu, aktivitas divestasi jual menara sebesar Rp6 triliun rupiah juga berkontribusi dalam peningkatan laba perusahaan. Tak hanya itu, Indosat juga mencatat segmen bisnis B2B Enterprise turut menunjukkan kinerja yang kuat. Hal itu lantaran adanya peluang yang muncul termasuk IoT, IT Services, Cloud, dan Security
Tak hanya laba bersih dan pendapatan yang tumbuh, di semester pertama ini, Indosat juga mencatat total jumlah pelanggan mencapai 60,3 juta pelanggan.
Baca juga: Peringkat Obligasi Pengelola TOL JORR W2 Utara Ditegaskan idAAA(sf)
Sementara itu, laba bersih PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 76,7% pada kuartal II/2021. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan yang naik 2,2% dan turunnya beban keuangan dan beban pajak penghasilan.
Namun secara kumulatif pada 6 bulan pertama tahun 2021 (semester I/2021), laba bersih turun 58,9%. Hal ini terjadi akibat penurunan pendapatan yang merosot 0,8%, peningkatan beban penjualan dan pemasaran yang naik 31,2%, serta penurunan keuntungan dari penjualan menara dari Rp1,86 triliun menjadi Rp208 miliar.
Segmen non-data menjadi pemberat dengan koreksi 27,2% menjadi Rp1,12 triliun. Di sisi lain, total beban operasi perseroan mengalami peningkatan dari posisi Rp9,9 triliun menjadi Rp11 triliun. Meskipun dari sisi bisnis utama yakni data, EXCL sejatinya mencetak pertumbuhan 2,81% menjadi Rp10,94 triliun. Aha