Site icon Media Asuransi News

Laju IHSG Berpotensi Tertekan pada Awal Pekan

Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 16 November 2020 diperkirakan masih berpotensi tertekan dengan level support 5.355.

Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, pergerakan IHSG secara teknikal sedang mengonfirmasi pola candlestick below the stomach yang memiliki signal koreksi lanjutan.

Dia menjelaskan, indikator stochastic dead-cross pada area overbought, indikator MACD bergerak melambat dengan histogram yang menurun memberikan signal pelemahan. Dia menjelaskan, indikator ADX memberikan signal potensi perubahan tren menjadi negatif dan indikator RSI memberikan signal kejenuhan pada momentum jenuh beli.

“Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi tertekan dengan support resistance 5.355-5.500,” jelasnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin, 16 November 2020.

Menurutnya, saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ICBP, KLBF, TBIG, TOWR, dan MIKA.

Pada akhir pekan lalu, IHSG (+0,04 persen) ditutup rebound tipis sebesar 2,45 poin ke level 5.461,06 setelah sempat terkoreksi hingga lebih dari setengah persen. Saham-saham perbankan dengan kapitalisasi besar menjadi pendorong di akhir sesi perdagangan, yakni saham BBRI (+1,3 persen), BBNI (+5,1 persen), dan BMRI (+1,2 persen) menguat dan menjadi leader pergerakan.

“Optimisme kinerja perbankan di pengujung tahun 2020 menjadi faktor utama meningkatnya kepercayaan investor terhadap sektor ini. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp238,17 miliar meskipun tercatat melakukan aksi beli bersih pada saham BTPS, BBCA, dan MDKA, sedang yang dijual TLKM, BMRI, dan BBRI secara net value investor asing.”

Sementara itu, mayoritas bursa Asia ditutup melemah di akhir pekan. Indeks Nikkei (-0,53 persen), TOPIX (-1,33 persen), Hang Seng (-0,05 persen), dan CSI300 (-1,05 persen) kompak mengakhiri pekan di zona negatif. Lanjutan koreksi ini setelah ekuitas global menguat signifikan sepanjang pekan akibat euforia pemilihan presiden AS. “Naiknya tingkat penyebaran Covid-19 di AS dan Eropa dijadikan alasan investor untuk melakukan aksi profit taking”.

Adapun, Bursa Eropa menutup pekan dengan bergerak mixed cenderung menguat tipis. Indeks Eurostoxx (+0,11 persen), DAX (+0,18 persen), dan CAC40 (+0,33 persen) naik sedangkan FTSE (-0,36 persen) turun. Sentimen positif hasil uji vaksin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech yang mendekati pengujian terakhir, membawa harapan positif di zona Eropa yang terancam kembali melakukan lockdown akibat penyebaran Covid-19 gelombang kedua.

Bursa AS menutup pekan dengan penguatan optimistis kembali ke level sebelum pandemi. Indeks Dow Jones (+1,37 persen), S&P500 (+1,36 persen), dan NASDAQ (+1,02 persen) naik lebih dari satu persen. Saham-saham perusahaan energi, industry, dan keuangan memimpin penguatan. Sementara angka terbaru tentang Covid-19 terus memicu kekhawatiran, dengan lonjakan infeksi AS sekarang menyebar ke 49 negara bagian akan menjadi kekhawatiran selanjutnya.

“Sentimen selanjutnya di awal pekan investor akan menanti data PDB di Jepang, Indeks Produksi industri dan Penjualan Eceran di China, neraca perdagangan serta aktivitas ekspor dan impor di Indonesia,” pungkas Lanjar. ACA

Exit mobile version