Medi Asuransi – Standard Chartered Bank Indonesia (Standard Chartered) mengumumkan pemasaran reksa dana Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS (MAGOLD). Ini merupakan reksa dana syariah kelolaan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) yang berinvestasi pada efek luar negeri (offshore). MAGOLD menawarkan peluang untuk diversifikasi investasi bagi investor Indonesia di dua pasar besar di Asia, yaitu China & India, dalam satu produk reksa dana.
Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & the Philippines), Standard Chartered, Andrew Chia, mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir perseroan secara konsisten menambahkan lebih banyak produk investasi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan para nasabah di Standard Chartered. “Dalam tiga bulan terakhir, pada periode November 2020 hingga Januari 2021, kami melihat minat para nasabah kami terhadap produk reksa dana dengan denominasi dolar AS, baik onshore maupun offshore, terus mengalami peningkatan,” katanya dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 18 Februari 2021.
Baca juga: Tips Investasi dari MAMI: Kapan Saatnya Diversifikasi Investasi ke Reksa Dana Saham?
Menurut Chia, volume penjualan reksa dana dengan denominasi dolar AS meningkat secara signifikan sebesar 52 persen di periode yang sama. Sementara volume penjualan reksa dana offshore sendiri meningkat sebesar 38 persen. “Kami yakin MAGOLD dapat menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi para nasabah Standard Chartered, khususnya nasabah yang berminat untuk berinvestasi dalam mata uang dolar AS sekaligus ingin melakukan diversifikasi portfolio dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan di China dan India,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Director, Interim President Director MAMI, Afifa, mengatakan bahwa reksa dana Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS atau MAGOLD, merupakan reksa dana saham syariah offshore terbaru yang dikelola oleh MAMI. MAGOLD menawarkan peluang investasi dari dua perekonomian terbesar di kawasan negara berkembang saat ini, yaitu China dan India.
Afifa menuturkan, kedua negara ini masih memiliki potensi pertumbuhan, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun perkembangan pasar sahamnya. Didukung oleh populasi yang besar, China dan India memiliki potensi ekonomi yang besar. “Di tahun 2030, China dan India diperkirakan akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan memiliki peranan yang semakin penting dalam perekonomian global,” katanya.
Baca juga: MAMI Perkirakan IHSG Tahun Ini di Level 6.740-7.040
Lebih lanjut Afifa menjelaskan bahwa MAGOLD mengalokasikan 80-100 persen dari aset yang dikelola untuk diinvestasikan di instrumen saham syariah di Kawasan China dan India. Sisanya sebanyak 0-20 persen diinvestasikan di instrumen pendapatan tetap, sukuk, atau pasar uang yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. “Sesuai tolok ukurnya, MAGOLD akan mengalokasikan sekitar 70 persen dari aset yang dikelola pada kawasan China dan 30 persen di India.
Andrew menambahkan, nasabah Standard Chartered dapat berinvestasi di reksa dana MAGOLD dengan nyaman melalui aplikasi SCMobile. Seluruh transaksi reksa dana, baik subscription, switching, maupun redemption dapat dilakukan melalui aplikasi ini. Selain MAGOLD, nasabah juga dapat membeli reksa dana kelolaan MAMI lainnya. “Saat ini Standard Chartered merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang memiliki seluruh ragam produk reksa dana dengan denominasi dolar AS kelolaan MAMI, sehingga memudahkan para nasabah kami dalam melakukan one-stop investing pada produk MAMI,” katanya.
Selain MAGOLD, dua reksa dana saham syariah offshore kelolaan MAMI lainnya yang tersedia di Standard Chartered adalah Manulife Saham Syariah Global Dividen Dolar AS (MANSYAG) dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF). MANSYAG adalah reksa dana global dengan fokus investasi pada negara Amerika Serikat dan kawasan Eropa.
MANSYAG berinvestasi pada saham-saham perusahaan skala global dan pemimpin industri, dengan rekam jejak yang panjang, fundamental teruji serta profitabilitas yang berkesinambungan. Keunggulan MANSYAG adalah memiliki fitur pembagian hasil investasi, dengan potensi distribusi penghasilan setiap enam bulan.
Baca juga: MAMI Gandeng Raiz Pasarkan Produk Reksa Dana Syariah
Sedangkan, portofolio MANSYAF terdiversifikasi dengan berinvestasi pada saham-saham di berbagai negara yang ada di kawasan Asia Pasifik, khususnya di Asia Utara. Reksa dana denominasi dolar AS kelolaan MAMI lainnya yang tersedia di Standard Chartered adalah Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF) dan Manulife USD Fixed Income (MANUFIX) yang merupakan reksa dana onshore.
Sementara itu terkait potensi pertumbuhan ekonomi China dan India, Chief Economist and Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan, memaparkan bahwa potensi pertumbuhan ekonomi di China dan India didukung oleh populasi yang besar. “Di tahun 2030, China dan India diperkirakan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan memiliki peranan yang semakin penting dalam perekonomian global. Di tahun 2030, PDB nominal China dan India masing-masing diperkirakan akan mencapai USD64,2 triliun dan USD46,3 triliun,” katanya.
Katarina menambahkan bahwa China dan India dinilai sebagai pasar yang menarik karena tiga faktor, yaitu potensi kinerja jangka panjang di kedua pasar, korelasi yang rendah antara pasar saham China dan India, dan akses pasar saham China A-shares.
Pasar saham China dan India memiliki korelasi yang rendah, sehingga ideal untuk diversifikasi atau dikombinasikan dalam portofolio investasi. Selain itu, pasar saham China dan India pun memiliki korelasi yang rendah terhadap pasar saham global. Dengan kondisi tersebut, portofolio investasi China dan India diharapkan menghasilkan peluang diversifikasi optimal bagi portofolio investor secara keseluruhan.
Bursa saham China merupakan bursa terbesar kedua di dunia. Namun hanya sebagian kecil dari pasar tersebut yang terbuka untuk investor asing. Akses investor asing untuk berinvestasi pada saham A-shares sangat terbatas. Di lain pihak, A-shares lebih merepresentasikan sektor ekonomi baru China seperti kesehatan, barang konsumsi, industri, dan teknologi.
Saat ini, China A-shares telah masuk dalam indeks MSCI Emerging Market dengan faktor inklusi 20 persen. Apabila inklusi 100 persen dilakukan, maka China A-shares akan memiliki bobot lebih besar dibanding negara lain, sehingga peranan pasar saham China di pasar saham dunia diperkirakan akan semakin meningkat ke depannya. Edi