Media Asuransi – Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal bulan November ini diperkirakan menguat terbatas dengan target resistance pada level 5.177.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG kembali menguji resistance MA200 yang terlihat pulled back pada perdagangan terakhir, namun masih tertahan pada Moving Average 50 hari yang saat ini menjadi support.
IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Cermati 7 Saham Ini
Dia menjelaskan, indikator stochastic terkonsolidasi positif dengan kembali mendekati area overbought. Indikator MACD masih terlihat divergence negatif dengan potensi tekanan aksi jual yang akan terasa pada perdagangan selanjutnya.
“Sehingga secara teknikal, IHSG berpotensi menguat terbatas kembali uji resistance MA200 di kisaran 5.145 dengan support resistance 5.110-5.177,” jelasnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin, 2 November 2020.
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya: DMAS, ICBP, IMJS, LINK, SSMS, AKRA, HMSP, dan PTBA.
Pada perdagangan pekan lalu, IHSG (-0,31 persen) ditutup melemah 15,82 poin ke level 5.128,23 menjelang libur 3 hari berturut-turut, di saat volatilitas market global sedang tinggi. IHSG turun dengan saham-saham di sektor Properti Konstruksi (-0,85 persen) dan industri dasar (-0,77 persen) memimpin pelemahan. Saham POLL (-6,90 persen) menjadi laggard dengan melemah signifikan disusul BRPT (-3,2 persen) yang menjadi penekan sektor industri dasar. Investor cenderung melakukan langkah yang berhati-hati menjelang libur di akhir bulan oktober 2020. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp108,24 miliar.
Sementara itu, Bursa Asia mengakhiri pekan dengan kompak melemah lebih dari satu persen. Indeks Nikkei (-1,52 persen), TOPIX (-1,96 persen), Hang Seng (-1,95 persen), dan CSI300 (-1,63 persen) turun mengiringi volatilitas di market global melonjak menjelang pemungutan suara AS minggu ini. Data ekonomi terbaru dari China menunjukan pemulihannya dari kemerosotan pandemi yang semakin mantap tidak mampu menahan aksi jual investor di akhir bulan Oktober 2020.
Adapun Bursa Eropa menutup pekan dengan pergerakan sedikit berubah, setelah indeks CAC40 (+0,54 persen) naik lebih dari setengah persen di saat Eurostoxx (-0,06 persen) dan FTSE100 (-0,08 persen) terkonsolidasi pada area equilibrium.
Indeks saham di Wallstreet menutup bulan Oktober dengan pelemahan yang cenderung signifikan dengan penurunan mingguan terbesar AS sejak bulan Maret tahun ini. Pendapatan mayoritas perusahaan teknologi terbesar di sana mengecewakan investor karena khawatiran perlambatan ekonomi yang kembali mengurangi keuntungan beberapa perusahaan pada kuartal selanjutnya. Volatilitas yang kemungkinan akan tetap meningkat menuju pemilihan AS minggu depan juga menjadi faktor utama. Minyak mentah West Texas Intermediate turun 1,6 persen menjadi US$35,60 per barel. Emas menguat 0,6 persen menjadi US$1,878.61 per ounce.
“Sentimen selanjutnya akan ramai dengan data ekonomi di awal bulan. Dari dalam negeri, data indeks kinerja PMI Manufaktur, Indeks keyakinan bisnis hingga tingkat inflasi akan menjadi fokus investor. Data dari global akan rilis indeks kinerja PMI Manufaktur Tiongkok dan AS yang diekspektasi membaik, juga akan menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi global dari masa pandemi Covid-19”. ACA