Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diperkirakan berpotensi menguat terbatas setelah terkoreksi 0,21 persen pada akhir pekan lalu.
Waspadai Profit Taking di Akhir Pekan
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG mengonfirmasi pola pergerakan terkonsolidasi dengan melemah kembali uji resistance MA5.
Dia menjelaskan, indikator stochastic overbought dan momentum indikator RSI yang bergerak cukup tinggi, sehingga diperkirakan IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dengan support resistance 5.757-5.870,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin, 7 Desember 2020.
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ERAA, ICBP, INDF, KLBF, TOWR, dan UNVR.
Jumat lalu, 4 Desember 2020, IHSG (-0,21 persen) ditutup terkoreksi 12,46 poin ke level 5.810,48 dengan saham-saham di sektor pertanian (-2,40 persen) alami koreksi yang cukup dalam setelah mendapat dorongan penguatan dari pemangkasan bea impor CPO di India. AALI (-5,3 persen) menjadi penekan utama pergerakan saham di sektor pertanian.
“Pemerintah kini menyesuaikan tarif pungutan CPO berdasarkan batasan lapisan nilai harga yang mengacu pada harga referensi yang ditetapkan Menteri Perdagangan. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp84,49 miliar dengan saham TLKM, BBRI, dan ADRO yang terbanyak di jual secara net value,” jelasnya.
Sementara itu, indeks Asia ditutup bervariasi cenderung positif. Indeks Nikkei (-0,22 persen) turun, sedangkan TOPIX (+0,04 persen), Hang Seng (+0,40 persen), dan CSI300 (+0,18 persen) naik. Pergerakan yang cenderung bervariasi ini dikarenakan kabar perkembangan vaksin Pfizer yang menyatakan hanya akan mampu melakukan pengiriman setengah dari target distribusi vaksinasi di tahun ini.
Adapun, Bursa Eropa menutup perdagangan di akhir pekan dengan penguatan. Eurostoxx (+0,63 persen), FTSE (+0,92 persen), dan DAX (+0,35 persen) naik signifikan mengiringi minyak mentah West Texas Intermediate yang naik 0,9 persen menjadi US$46,05 per barel, tertinggi dalam lebih dari sembilan bulan karena OPEC+ mencapai kesepakatan untuk mengurangi pengurangan produksi tahun depan secara lebih bertahap dari yang direncanakan sebelumnya.
Bursa AS mayoritas ditutup naik. Indeks Dow Jones (+0,83 persen), S&P500 (+0,88 persen), dan NYSE (+1,41 persen) menguat signifikan dengan indeks Dow Jones yang naik ke level tertinggi sepanjang masa setelah data lapangan pekerja AS melambat sehingga memberikan indikasi lebih banyak stimulus fiskal dari The Fed selanjutnya. Data nonfarm payrolls meningkat kurang dari perkiraan 245.000 dari bulan sebelumnya, karena tingkat pengangguran turun 0,2 persen menjadi 6,7 persen. Selanjutnya data cadangan devisa di dalam negeri akan rilis. Neraca perdagangan dan aktivitas ekspor impor di Tiongkok. ACA