Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini diperkirakan masih memiliki peluang penguatan terbatas pada kisaran 5.275-5.382.
IHSG Berpotensi Menguat Terbatas, Waspadai Aksi Profit Taking
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG telah mendekati target pola pennant dan menguji resistance level tertinggi pada gelombang rebound di bulan Agustus yang berada di kisaran level 5.382.
Dia menjelaskan, pergerakan yang optimistis diiringi indikator MACD yang memiliki trend histogram positif. Indikator ADX yang memberikan signal trend bullish dengan pola indikasi reversal dari akselerasi ADX line. Namun dari segi momentum, pergerakan IHSG cenderung mulai memasuki area overbought.
“Sehingga potensi penguatan IHSG masih terbuka namun akan cenderung bergerak terbatas di awal pekan dengan rentang pergerakan 5.275-5.382,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin, 9 November 2020.
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati di antaranya; DOID, ELSA, KLBF, PTBA, ERAA, HMSP, GGRM, dan INDY.
Pada akhir pekan lalu, IHSG (+1,43 persen) naik 75,20 poin ke level 5.335,53 setelah dibuka bergerak ke zona merah. Penguatan saham-saham di sektor Aneka Industri (+4,55 persen), keuangan (+1,43 persen), konsumsi (+1,16 persen), dan infrastruktur (+1,49 peren) menjadi pendorong.
Saham BBCA, ASII, BBRI, UNVR, dan TLKM menjadi leader pergerakan pada IHSG. Optimisme investor terhadap efek yang ditimbulkan kepada sektor manufaktur di Indonesia setelah penerapan omnibus law menjadi trigger mengiringi optimisme pemulihan ekonomi global pasca pemilihan presiden AS. Investor asing tercatat net buy Rp827,79 miliar dengan catat posisi net sell sepanjang tahun 2020 sebesar Rp46,53 triliun.
Sementara itu, Bursa Asia menutup pekan dengan lanjutan penguatan. Indeks Nikkei (+0,91 persen) dan TOPIX (+0,52 persen) di Jepang naik lebih dari satu persen sedangkan Hang Seng (+0,07 persen) dan CSI300 (+0,01 persen) di Hong Kong dan Tiongkok terkonsolidasi di ambang zona merah. Iringan aksi ambil untung investor di akhir pekan setelah mengalami pekan yang optimistis menjadi salah satu faktor.
Adapun Bursa Eropa menutup pekan dengan terkoreksi setelah mengalami minggu hebatnya pada ekuitas. Indeks Eurostoxx (-0,36 persen), FTSE100 (+0,06 persen), DAX (-0,70 persen), dan CAC40 (-0,46 persen) mayoritas turun diwarnai aksi profit taking. Penurunan dipimpin oleh produsen mobil dan bank setelah mencatatkan laporan pendapatan yang di bawah ekspektasi. Meskipun demikian bursa Eropa secara minggu mengalami kenaikan terbaik sejak bulan Juni.
Saham AS mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak April dengan penguatan pasar tenaga kerja dan Joe Biden di ambang memenangkan pemilihan presiden. Meskipun di akhir pekan terkoreksi tipis. Indeks DJIA (-0,24 persen), S&P500 (-0,03 persen) dan NASDAQ (+0,04 persen) terkonsolidasi cenderung tertekan.
Data pengangguran turun di bawah ekspektasi seakan menentang adanya perlambatan ekonomi karena gelombang kedua Covid-19 yang mencapai rekor. Invesor melihat Joe Biden tidak akan dapat membatalkan pemotongan pajak Presiden Donald Trump meskipun Joe Biden menang dan menjadi presiden, karena kurangnya kendali senat. Tanpa tagihan belanja besar-besaran, Federal Reserve dapat meningkatkan dukungan moneternya untuk menjaga pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya. ACA