Site icon Media Asuransi News

MES Harus Menjadi Roda Penggerak Industri Syariah

   The State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019 melaporkan besarnya potensi ekonomi syariah secara global, mulai dari industri keuangan syariah, halal food, halal travel, busana muslim, halal tourism, farmasi halal, sampai dengan industri kosmetik halal. Pada tahun 2017, market share ekonomi syariah global mencapai 2,1 triliun dolar AS dan diproyeksikan lima tahun kemudian mencapai 3,0 triliun dolar AS.

  Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekononi Syariah (MES) Wimboh Santoso dalam sambutannya di pembukaan 5th Indonesian Islamic Economic Forum (IIEF) di Jakarta, 13 Desember 2018 mengatakan bahwa jika kita melihat peringkat industri halal kita dibandingkan negara lainnya, industri ekonomi syariah Indonesia ternyata masih tertinggal, terutama halal food, halal media & recreation, halal farmasi dan kosmetik. Kita hanya unggul di industri busana muslim dan travel halal. Untuk itu, kini saatnya kita lebih serius untuk menggerakkan roda industri halal kita. Saya berharap MES menjadi roda penggeraknya.

   Dalam mengembangkan industri halal, tentunya tidak terlepas dari dukungan peran industri keuangan syariah. Terutama dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan investasi dan modal kerjanya. Sampai dengan September 2018 industri keuangan syariah masih tumbuh positif. Total aset perbankan syariah mencapai Rp468,8 triliun tumbuh 15,67 persen yoy, dengan marketshare sebesar 5,92 persen. Untuk total aset IKNB syariah mencapai Rp99,9 triliun, tumbuh 1,39 persen dan total aset Pasar Modal Syariah telah mencapai Rp697,2 triliun.

  Menurut Wimboh, masih banyak tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan perekonomian syariah, khususnya dari sektor jasa keuangan, antara lain, Pertama, kapasitas kelembagaan industri keuangan syariah yang belum sepenuhnya kompetitif dan efisien. Kedua, masih terbatasnya akses terhadap produk dan layanan keuangan syariah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketiga, pangsa pasar industri keuangan syariah yang masih kecil. Keempat, pesatnya perkembangan fintech yang memberikan tantangan tersendiri. Kelima, terbatasnya pengembangan sumber daya manusia di industri keuangan syariah.

   Ekonomi dan keuangan syariah saat ini harus dapat berperan dalam membangun ekonomi umat Indonesia. Diperlukan sebuah inisiatif atau terobosan pembinaan umat sehingga ekonomi umat lebih kuat dan dapat menopang ekonomi nasional. Salah satu inisiatif pembinaan umat sekaligus sebagai solusi tantangan yang dilakukan MES adalah program Bank Wakaf Mikro (BWM). Perkembangan BWM dengan platform LKMS sampai dengan posisi 31 Oktober 2018 telah memiliki 7.542 nasabah dengan total nilai pembiayaan yang telah disalurkan sebanyak Rp9,14 miliar dengan jumlah BWM sebanyak 35 BWM di 23 daerah seluruh Indonesia.

    Prioritas rencana aksi MES yang akan dieksekusi pada periode ini antara lain;  Pembinaan umat melalui Bank Wakaf Mikro di setiap wilayah dan daerah kerja MES dengan pengembangan yang berkelanjutan melalui peran aktif MES wilayah dan daerah,  sinergi wilayah dengan ulama, pemerintah daerah, Bank Indonesia, OJK dan perguruan tinggi setempat, pengembangan sumber daya insani melalui sertifikasi profesi,  membangun sumber pendanaan kegiatan MES yang sustainable melalui sinergi dengan lembaga lain dan mengadakan kegiatan- kegiatan yang menghasilkan dana. Mensinergikan antara lembaga fintechdengan lembaga keuangan Syariah melalui inovasi produk yang bermanfaat.

   Saat ini MES telah hadir di 27 Provinsi, 69 Kabupaten/ Kota serta lima Perwakilan Luar Negeri. Pada tahun ini terbentuk satu pengurus wilayah baru yaitu PW Sulawesi Tenggara. Cukup banyak program atau aktivitas yang telah dilakukan oleh MES untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia yang meliputi sosialisasi, edukasi, advokasi ekonomi syariah. Ken

Exit mobile version