Site icon Media Asuransi News

OJK: Perbaikan Perekonomian Global Dibayangi Kenaikan Suku Bunga Kebijakan AS

   Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlangsung di pekan terakhir Juni 2018 menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga. Indikator terkini menunjukkan bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi global berlanjut, dengan negara maju menjadi motor penggerak utama terutama perekonomian Amerika Serikat (AS). Namun, momentum perbaikan perekonomian global dibayangi oleh kenaikan suku bunga kebijakan AS, krisis politik Italia dan kembali menguatnya tensi perang dagang, yang memberi sentiment negatif pada pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

   Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam rilis 29 Juni 2018 menyatakan bahwa gejolak di pasar global mendorong IHSG pada Mei 2018 melemah tipis sebesar 0,18 persen dan ditutup di level 5.983,6 dengan investor nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp6,45 triliun. Di pasar SBN, yield SBN tenor jangka pendek, menengah, dan panjang masing-masing naik sebesar 46,3 bps (basis points), 25,2 bps, dan 27,8 bps (April 2018, rata-rata meningkat 21 bps). Investor nonresiden mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar Rp11,5 triliun.

   Menurut Anto, di tengah perkembangan pasar keuangan tersebut, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Mei 2018 terus menunjukkan perbaikan. Kredit perbankan tumbuh sebesar 10,26 persen yoy (April 2018, sebesar 8,94 persen yoy/year on year) dan piutang pembiayaan tumbuh 6,37 persen yoy (April 2018, 6,36 persen yoy). Perbaikan kinerja intermediasi ini didukung oleh pertumbuhan positif Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang tercatat sebesar 6,47 persen yoy. Sementara, premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh tinggi sebesar 31,49 persen dan19,28 persen yoy.

    Di pasar modal, penghimpunan dana di pasar modal sampai dengan 22 Juni 2018 mencapai Rp89,3 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp60 triliun. Emiten baru tercatat sebanyak 20 perusahaan (Januari-Mei 201710 perusahaan). Total dana kelolaan investasi hingga 22 Juni 2018 telah mencapai Rp729,3 triliun.

   Anto Prabowo menambahkan, di tengah sentimen yang mewarnai pasar keuangan domestik, risiko LJK (lembaga jasa keuangan) yang meliputi risiko kredit, pasar, dan likuiditasmasih terjaga pada level yang manageable. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,79 persen (April 2018, sebesar 2,79 persen) dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,12persen (April 2018, sebesar 3,01 persen). Sementara itu, permodalan LJK juga terjaga robust dengan CAR perbankan sebesar 22,45 persen serta RBC asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 319 persen dan 442 persen.

   Rapat Dewan Komisioner OJK juga memutuskan akan terus memantau dinamika perekonomian global dan domestik, khususnya terkait laju kenaikan FFR, tren kenaikan suku bunga, dan perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok. “OJK juga mempersiapkan serangkaian kebijakan untuk memastikan stabilitas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan domestik tetap terjaga di tengah peningkatan volatilitas pasar,” kata Anto Prabowo. Edi

Exit mobile version