Media Asuransi – Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memperkirakan pada perdagangan pekan ketiga Desember ini pasar obligasi Indonesia masih berpotensi menguat.
Mengutip Weekly Report IBPA edisi 7-11 Desember 2020, katalis positif diperkirakan hadir dari persetujuan vaksinasi massal vaksin Covid-19 yakni Pfizer di Amerika. Sebelumnya vaksin ini juga telah mendapat persetujuan di Inggris, Kanada, dan Meksiko.
Mampu Lunasi Utang Obligasi, LPEI Diganjar Peringkat idAAA
Namun demikian di sisi lain, penguatan pasar juga berpotensi tertahan akibat masih tingginya penyebaran Covid-19 khususnya di beberapa negara Eropa sehingga meningkatkan adanya risiko lockdown lanjutan. “Concern pasar juga akan tertuju pada hasil rapat FOMC, Bank of England, dan RDG-BI jelang akhir pekan nanti,” tulis laporan tersebut yang dikutip Media Asuransi, Selasa 15 Desember 2020.
Pada pekan kemarin, seluruh indeks return obligasi Indonesia kembali mencatatkan penguatan. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik sebesar +0,55% wow ke level 311,31. Sementara itu, INDOBeXG-Total Return naik +0,57% wow ke level 306,02, dan INDOBeXC-Total Return naik +0,31% wow ke level 331,71.
Harga obligasi negara relatif berada dalam tren menguat ditopang oleh beragam sentimen positif yang beredar khususnya dari dalam negeri. Beberapa di antaranya adalah telah tibanya vaksin Sinovac di Indonesia, posisi cadangan devisa bulan November yang cenderung stabil yakni sebesar US$133,6 miliar, serta membaiknya data indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel bulan November.
Dilihat dari data kepemilikan SBN yang dapat diperdagangkan, investor terpantau banyak melakukan aksi trading. Tecermin dari tipisnya nilai jual/beli bersih yang dicatatkan mayoritas investor institusi. Institusi perbankan pekan ini (7-10 Desember) mencatatkan nilai jual bersih paling besar yakni Rp26,36 triliun. Namun, sebagian dari transaksi tersebut terindikasi ada yang merupakan transaksi Repo sejalan dengan net buy Bank Indonesia hingga Rp25,63 triliun.
Sementara itu, investor institusi lokal lain (Reksa dana, Asuransi, & Dana Pensiun) secara akumulatif membukan nilai jual bersih sebesar Rp239 miliar. Adapun investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp605 miliar.
Pada pekan kemarin, kurva yield PHEI-IGSYC (PHEI-Indonesia Government Securities Yield Curve) berpola bullish. Rata-rata yield seluruh tenor (1-30 tahun) turun sebesar –5,81 bps wow. Demikian pula dengan kurva yield PHEI-ICBYC (PHEI-Indonesia Corporate Bonds Yield Curve) turut berpola bullish dengan rata-rata yield seluruh tenor (1-10 tahun) turun sebesar –4,72 bps wow.
Performa positif juga terjadi pada sukuk negara, tecermin dari Indonesia Government Sukuk Index-Total Return (IGSIX-TR) yang naik sebesar +0,56% wow ke level 281,64. Harga seluruh seri sukuk negara kompak menguat dengan rata-rata perubahan sebesar +44,12 bps wow.
Pekan lalu, aktivitas perdagangan sukuk negara meningkat tajam terpicu oleh seri SR013. Rata-rata volume transaksi harian sukuk negara tercatat sebesar Rp3,61 triliun/hari atau naik +414,70% wow dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp702 miliar/hari. Kelompok seri SR ditransaksikan dengan total volume transaksi terbesar dalam sepekan yakni Rp8,13 triliun atau mencakup 56,27% dari total volume transaksi sukuk yang sebesar Rp14,45 triliun.
Aktivitas perdagangan obligasi di pasar sekunder mencatat peningkatan pada pekan ini. Rata-rata volume transaksi harian naik +31,10% wow menjadi Rp29,12 triliun/hari, bahkan rata-rata frekuensi harian naik hingga +126,89% wow menjadi 3.982 transaksi/hari. Peningkatan tersebut dipicu oleh berakhirnya masa holding period SR013. Aktivitas perdagangan harian SUN tenor pendek otomatis naik tajam dengan rata-rata volume harian sebesar Rp12,18 triliun/hari (+153,57% wow) dan rata-rata frekuensi harian 2.484 transaksi/hari (+1.141,88% wow). ACA