International Monetary Fund (IMF) mendorong kepada sejumlah negara-negara berkembang (emerging markets) termasuk Indonesia, untuk meningkatkan pembayaran iuran (kontribusi) atau kuota. Selama ini besarnya iuran ditentukan berdasar size ekonomi setiap negara anggota IMF. Beberapa negara emerging markets termasuk Indonesia, size ekonominya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga sudah sewajarnya jika kontribusinya naik. “IMF itu memang kuota base. Besarnya kuota itu terkait dengan besarnya porsi suara yang dimiliki masing-masing negara anggota saat pengambilan keputusan. Yang kedua, terkait dengan akses keuangan, yakni besarnya fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh oleh negara anggota saat membutuhkan. Sedang yang ketiga, terkait hal lain seperti kepegawaian,” kata Executive Director IMF Juda Agung dalam konferensi pers di sela-sela rangkaian kegiatan International Monetary Fund-World Bank Group Annual Meetings (IMF-WBG AM) 2018 di Nusa Dua Bali, 13 Oktober 2018, yang dihadiri Media Asuransi.
Menurut Juda Agung yang dalam jabatannya mewakili 13 negara ASEAN, Pasifik, dan Nepal, memperkuat resources dalam bentuk penambahan kuota atau iuran tambahan ini, sudah menjadi agenda general review of quota. “IMF perlu perkuat resources-nya, in case terjadi sebuah krisis global lagi. Karena pasti banyak yang meminta bantuan kepada IMF,” jelasnya. Ditambahkan, di Annual Meeting 2018 di Nali belum ada deal, tapi ini target spring meeting tahun depan, bulan April. “Paling lambat, di Annual Meeting IMF tahun depan, masalah ini akan diputuskan karena waktunya sudah mendesak. Berdasarkan catatan IMF, ada beberapa negara yang jumlah iuran-nya masih lebih rendah dari yang seharusnya seperti China, India, Brasil, termasuk Indonesia,” jelasnya. Edi Santosa