Site icon Media Asuransi News

Perluas Pangsa Pasar, Jasindo Terapkan Pola Bisnis Baru

   PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) melakukan perluasan pangsa pasarnya dengan menerapkan pola bisnis baru yang sebelumnya product oriented ke customer oriented. Perubahan ini tidak serta-merta mengubah pangsa pasar Asuransi Jasindo yang selama ini lekat dengan korporasi-korporasi, namun dengan pola ini diharapkan perusahaan yang mempercayakan asuransinya kepada Asuransi Jasindo juga akan melirik layanan asuransi lainnya yang dimiliki.

    Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Investasi Jasindo Didit Mehta Pariadi pada wartawan di sela rangkaian acara Media Gathering Jasindo di Sentul, Bogor, Jawa Barat, 22-23 November 2019. Didit berharap, dengan menerapkan pola ini Jasindo dapat memimpin pasar dengan hasil yang maksimal untuk tahun-tahun mendatang. “Asuransi Jasindo berpindah dari product oriented ke customer oriented ini berarti juga mengubah struktur organisasi yang selama ini ada di Asuransi Jasindo. Jika tetap menggunakan model bisnis yang sama seperti sebelumnya, dirasa kurang tepat. Diharapkan dengan pola ini Asuransi Jasindo dapat memimpin pasar dengan hasil yang maksimal pada tahun-tahun ke depan,” ungkapnya.

   Didit menjelaskan bahwa pada tahun 2020 nanti, Asuransi Jasindo juga berencana memasarkan produk baru antara lain cyber insurance, produk segmen milenial, produk di bidang pertanian seperti asuransi kopi dan bawang, asuransi di bidang peternakan seperti kambing atau domba, dan di bidang kesehatan seperti asuransi kesehatan individu. Perluasan pangsa pasar ini, lanjut Didit, tidak dilakukan sendiri. Untuk mendukung penetrasi ke masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas, Asuransi Jasindo akan menggandeng perusahaan financial technology (fintech) yang semakin marak pertumbuhannya di Indonesia.

   Didit menambahkan bahwa perkembangan jasa keuangan berbasis teknologi atau fintech di Indonesia sangat pesat. Tentunya hal ini menjadi potential market bagi industri Asuransi. Fintech, menurutnya bisa di jadikan sebagai pemecah es (ice breaker) yang signifikan bagi industri asuransi untuk menembus masyarakat hingga ke lapisan yang paling bawah. Selain itu fintech dapat menjadi suatu hantaran asuransi untuk maju karena memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan memiliki basis data yang besar. Bagi Asuransi Jasindo, kata Didit, melakukan kolaborasi dengan perusahaan fintech merupakan sesuatu hal yang berpotensi karena adanya generasi milenial yang erat kaitannya dengan digitalisasi yang mulai mendominasi pasar sekarang ini.

    “Kami akan menyasar dan meningkatkan agresivitas untuk mendapatkan value chain dari setiap bisnis korporasi yang sudah ada tersebut. Di sisi lain, kita juga perlahan akan terus meningkatkan penetrasi kita di segmen ritel karena ke depannya Asuransi Jasindo tidak hanya ingin bertumpu pada bisnis korporasi, tetapi jangka panjang segmen ritel memiliki potensi yang sangat besar untuk diwujudkan,” jelas Didit. Dia tambahkan, upaya tersebut tidak dikerjakan sendiri, melainkan dengan menggandeng fintech agar dapat lebih efektif. “Pemanfaatan fintech juga bisa meningkatkan efisiensi perusahaan asuransi, baik belanja modal, infrastruktur maupun biaya operasional lainnya,” pungkasnya. Fir

Exit mobile version