Site icon Media Asuransi News

Pyridam Farma Catatkan Kenaikan Penjualan 2020 Menjadi Rp277,39 M

Media Asuransi – PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) pada tahun 2020 mencatatkan kenaikan penjualan menjadi Rp277,39 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp247,11 miliar. Manajemen Pyridam Farma mengatakan sepanjang tahun 2020, perseroan mencatatkan laba bruto sebesar Rp163,89 miliar, naik dari laba bruto tahun 2019 sebesar Rp140,20 miliar.

“Perseroan juga berhasil mencatatkan kenaikan laba usaha sebesar Rp32,14 miliiar dibanding laba usaha tahun 2019 sebesar Rp15,28 miliar. Sedangkan dari sisi laba sebelum pajak, perseroan berhasil meraih Rp29,64 miliar atau naik dari laba sebelum pajak Rp12,52 miliiar,” kata Manajemen Pyridam Farma dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia(BEI) di Jakarta, Senin, 19 April 2021.

Baca Juga:

Perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp22,10 miliar atau mengalami kenaikan dibanding laba tahun berjalan di tahun sebelumnya sebesar Rp9,34 miliar. “Tahun 2020 juga perseroan berhasil mencatatkan kenaikan total aset mencapai Rp228,58 miliar atau naik dari total aset tahun 2019 lalu sebesar Rp190,79 miliar,” jelasnya.

Aksi Korporasi Perdana 2021

Di tahun 2021 ini, Pyridam Farma melaksanakan aksi korporasi perdananya dengan menerbitkan obligasi bernilai Rp300 miliar. Perseroan menawarkan suku bunga 11,25 persen untuk obligasi dengan tenor lima tahun yang akan jatuh tempo pada 14 Januari 2026 mendatang.

Obligasi Pyridam Farma I Tahun 2020 ini diterbitkan pada 14 Januari 2021. Pyridam telah melaksanakan masa penawaran umum obligasi pada, 4-8 Januari 2021. Tanggal penjatahan pada 12 Januari 2021 dengan distribusi obligasi pada 14 Januari. PYFA mencatatkan obligasi ini di Bursa Efek Indonesia pada 15 Januari 2021.

Berdasar informasi tambahan ringkas penerbitan obligasi, Pyridam akan menggunakan 10 persen dana obligasi untuk pengembangan produk yang berkaitan dengan kesehatan. Emiten farmasi ini akan menggunakan 35 persen dana obligasi untuk belanja modal. Sementara mayoritas dana obligasi, yakni 55 persen untuk pengembangan bisnis.

PT Aldiracita Sekuritas Indonesia dan PT Sinarmas Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dengan kesanggupan penuh (full commitment)One

 
Exit mobile version