Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi kembali tertekan setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup melemah 0,64%.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, pergerakan IHSG break out moving average 20 hari dan mampu bertahan pada moving average 50 hari secara teknikal.
Dia menjelaskan IHSG menguji support bullish trend jangka menengah yang berada di kisaran MA50 pada level 6.057 sebagai konfirmasi mempertahankan posisi di atas level psikologis 6.000. Momentum bearish terbentuk pasca dead-cross pada area oversold indikator stochastic dengan pelemahan pergerakan histogram yang mengonfirmasi cross over negatif pada indikator MACD akan menjadi indikasi pelemahan lanjutan. “Sehingga secara teknikal berpotensi kembali tertekan dengan support resistance 6.051-6.135.”
|Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 12 Agustus 2021
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ADRO, AGII, AKRA, ANTM, BNGA, ESSA, INCO, LSIP, TINS, TOWR, dan UNTR.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG (-0,64%) ditutup melemah 39,05 poin ke level 6.088,41 dengan saham EMTK, BUKA, BRIS, BRPT dan BBRI yang berbalik terkoreksi menjelang libur menjadi penekan pergerakan IHSG. Indeks sektor Teknologi (-3,51%), Infrastruktur (-1,13%) dan Transportasi (-1,14%) memimpin pelemahan indeks sektoral.
Lanjar menjelaskan investor mendapat trigger negatif dari PPKM yang terus diperpanjang serta data indeks keyakinan konsumen bulan Juli yang turun cukup signifikan dan penjualan eceran yang tumbuh melambat jauh dari ekspektasi. Data indeks keyakinan konsumen menjadi 80,2 dari 107,4 dan penjualan eceran tumbuh melambat menjadi 2,5% dari 14,7%.
Leader: BUKA, BBCA, BANK, AMRT, BCIC dan Laggard: EMTK, BBRI, ARTO, BMRI, BRIS.
|Baca juga: Top 5 Reksa Dana dengan Return Terbesar Ytd 6 Agustus 2021
Bursa Asia berpotensi menguat moderat hari ini setelah ekuitas AS dan Treasuri naik di Wallstreet semalam. Tanda-tanda inflasi yang melambat akan mengurangi kekhawatiran tentang pengurangan stimulus oleh Federal Reserve menjadi faktor utama. Tingkat inflasi AS melambat di bulan Juli akan menjadi dorongan presiden Joe biden untuk mendukung Demokrat terus mengeluarkan stimulus US$3,5 triliun.
Di Asia investor masih terfokus pada tindakan keras Tiongkok terhadap perusahaan swasta setelah PBOC melakukan peningkatan pengawasan perbankan dan perusahaan asuransi serta penyerukan untuk memangkas suku bunga karena wabah virus corona baru mengancam pemulihan ekonomi. Investor terus mengevaluasi implikasi dari kemungkinan pengumuman pengurangan Fed dalam beberapa bulan ke depan, penyebaran varian delta dari virus corona dan tindakan keras China. “Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi bergerak mencoba menguat di perdagangan hari ini.” Aca