Site icon Media Asuransi News

Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Tertekan

Seorang invertor sedang mengamati pergerakan saham. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Setelah terkoreksi 0,25% pada perdagangan kemarin, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan rentan kembali mengalami aksi jual.

Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG membentuk pola bearish thrusting yang terlihat pulled back tepat di level upper bollinger bands yang berada di kisaran 6.472. Indikator stochastic terkonsolidasi negatif dengan iringan bearish momentum indikator RSI. 

Dia menjelaskan, IHSG akan coba menguji support MA5 di kisaran 6.385 sebagai konfirmasi pelemahan lanjutan. “Sehingga kami perkirakan IHSG rentan kembali alami tekanan aksi jual di akhir pekan dengan support resistance 6.335-6.440,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Jumat 22 Januari 2021. 

Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ASRI, BTPN, GMFI, IMAS, IMJS, JPFA, SILO, SIMP, dan SSMS.

Baca Juga:

Kemarin, IHSG (-0,25%) ditutup melemah sebesar 15,87 poin ke level 6.413,89 dengan saham-saham di sektor keuangan (-0,99%) dan pertambangan (-0,66%) memimpin pelemahan dan menekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan di saat sektor pertanian (+1,70%), Aneka Industri (+1,44%) dan Infrastruktur (+0,96%) naik. 

Lanjar menjelaskan, saham-saham perbankan terkoreksi di mana investor bersikap hati-hati menanti data laporan keuangan perbankan untuk tahun buku 2020 setelah didukung Bank Indonesia yang telah menginjeksi likuiditas atau quantitative easing sebesar Rp726,57 triliun sepanjang tahun 2020. 

“Bank Indonesia juga menegaskan perkiraan penurunan suku bunga kredit akan berlanjut pada tahun 2021 serta Bank Indonesia menetapkan suku bunga Indonesia 7 Days Repo Rate tidak berubah di level 3,75%. Investor asing tercatat melakukan aksi jual sebesar Rp143,85 miliar dengan saham BFIN, BBCA, BUMI, SMGR dan CPIN yang menjadi deretan atas net sell value,” jelasnya.

Baca Juga: 

Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat. Indeks Nikkei (+0,82%), TOPIX (+0,60%) dan CSI300 (+1,62%) naik sedangkan indeks Hang Seng (-0,12%) turun. Saham global naik ke level tertinggi sepanjang masa pada hari Kamis di tengah optimisme bahwa pengeluaran fiskal akan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan perusahaan. Indeks Hang Seng Hong Kong mencapai 30.000 poin untuk pertama kalinya sejak Mei 2019 sebelum melemah, sedangkan yen stabil setelah Bank of Japan mempertahankan pengaturan kebijakan utamanya tidak berubah.

Adapun, Bursa Eropa dibuka menguat dengan indeks Eurostoxx (+0,38%), FTSE (+0,12%), DAX (+0,45%) dan CAC40 (+0,15%) naik mengiringi penguatan mayoritas indeks saham Global. Saham-saham produsen mobil dan bank memimpin penguatan. 

Investor menanti penetapan rencana stimulus di Eropa pada pertemuan bank sentral Eropa hari ini. Euro naik 0,2% menjadi US$1.212,6. Pound Inggris naik 0,3% menjadi US$1,37. “Dari dalam negeri investor dibayangi kejenuhan pada perdagangan akhir pekan setelah alami penguatan lebih dari 7% di bulan Januari 2021 yang merupakan penguatan terbesar bulan Januari sejak 17 tahun terakhir,” jelas Lanjar. Aca

Exit mobile version