Media Asuransi – Setelah berada dalam tren bearish pada pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi rebound.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG menguji support ideal target dari Wave 4 pada retracement Fibonacci Ratio 38,2% di kisaran 5.830 setelah break out level psikologis 6.000.
Dia menjelaskan, di level tersebut potensi rebound dan mencoba kembali uji resistance psikologis terbuka dan akan menjadi view yang optimistis oleh investor. “Sehingga IHSG diperkirakan mencoba rebound di awal bulan dengan support berada di level 5.833 dan resistance di level 6.000,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin 1 Februari 2021.
Menurutnya, saham yang telah melemah signifikan dapat diperhatikan seperti; ACES, ADRO, AKRA, ANTM, BBNI, BBTN, CPIN, IMAS, PGAS, SSMS, dan TLKM.
Baca juga:
- Libatkan Masyarakat Luas, Pemerintah Segera Rampungkan Peraturan Pelaksanaan UU Cipta Kerja
- Waspada, Ada 133 Fintech P2P Lending dan 14 Entitas Penawaran Investasi Tanpa Izin
- Menkeu: Transformasi Ekonomi Digital Harapan Baru Sumber Pendapatan Negara
Pada akhir pekan lalu, IHSG (-1,96%) ditutup melemah hampir 2 persen sebesar 117,03 poin ke level 5.862,35 dengan saham-saham di sektor Keuangan (-3,06%), Infrastruktur (-2,53%) dan Industri (-2,19%) menjadi penekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan.
“Kekhawatiran akan pembatasan aktivitas yang diperpanjang akan mengganggu prospek bisnis di dalam negeri setelah angka Covid-19 tembus di atas 1 Juta kasus serta pelemahan mayoritas ekuitas global menjadi faktor utama,” jelas Lanjar.
Investor asing tercatat net sell sebesar Rp921,78 miliar dengan catatan keseluruhan selama Januari 2021 net Buy sebesar Rp10,94 triliun. Terlihat di bulan Januari 2021 investor domestik cenderung melakukan aksi jual terlihat dari trading value dari tipe investor di mana domestik memimpin sebesar 82% sedangkan asing hanya sebesar 18%.
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup turun pada akhir bulan Januari 2021. Indeks Nikkei (-1,89%), TOPIX(-1,64%), Hang Seng (-0,94%) dan CSI300 (-0,47%) turun lebih dari sepersen di tengah khawatiran yang masih menghantui pada penyebaran vaksin Covid-19 yang tidak merata akan menghambat pemulihan ekonomi global. Tiongkok merilis data indeks pertumbuhan Manufaktur PMI turun menjadi 51,3 dari 51,9 meskipun tetap berada di zona ekspansi.
Adapun, Bursa Eropa menutup bulan Januari dengan melemah signifikan. Indeks Eurostoxx (-2,13%), FTSE (-1,82%) dan DAX (-1,71%) setelah beberapa perusahaan besar merilis laporan pendapatan yang memperingatkan bahwa perusahaan masih dalam mode krisis. Investor meragukan akan meratanya penyebaran vaksin Covid-19 serta adanya pengetatan aktifitas kembali di zona Eropa.
Bursa AS melengkapi rentetan pelemahan ekuitas global. Indeks DJIA (-2,03%), S&P500 (-1,93%) dan NASDAQ (-2,00%) turun dengan kemunduran yang meluas di seluruh industri serta mencatatkan penurunan mingguan terbesar dalam 3 bulan. Melimpahnya likuiditas membuat ekuitas dianggap telah bubble memaksa investor untuk melakukan distribusi singkat.
“Selanjutnya investor akan terfokus pada data manufakturing PMI China dan Indonesia di awal pekan. Persediaan minyak, keputusan bank sentral Eropa hingga pertumbuhan GDP Indonesia yang akan rilis pada minggu ini.” Aca