Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan mencoba menguat setelah ditutup terkoreksi 0,24% pada perdagangan sebelumnya.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatatakan bahwa pergerakan IHSG secara teknikal melemah namun kembali tertahan di level support Moving Average.
Dia menjelaskan, pergerakan momentum terkonsolidasi pada area tengah oscillator indikator stochastic dan RSI. Arah pergerakan masih memberikan signal tren positif selama IHSG masih kuat di atas 6.077 dan 6.050 yang merupakan level moving average 50 dan 200 hari saat ini.
“Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mencoba menguat diperdagangan selanjutnya dengan support resistance 6.077-6.154.”
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Coba Menguat, Cermati 9 Saham Ini
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; BBRI, SIMP, SILO, PWON, MAIN, HMSP, BNGA, BRPT, ANTM, dan AGII.
Kemarin, IHSG (-0,24%) ditutup turun 14,54 poin ke level 6.112,40 dengan pergerakan yang cenderung melemah sejak awal sesi perdagangan. Indeks sektor Teknologi (-2,35%), Material Dasar (-1,82%) dan Industrial (-1,04%) melemah lebih dari sepersen menjadi penekan IHSG. Saham TPIA, DCII, ARTO, ASII dan BUKA turun memimpin pergerakan saham yang di bawah rata-rata IHSG. Investor asing tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp187,61 miliar pada saham BBCA, TLKM, BMRI, BBNI dan UNTR yang menjadi top net buy value investor asing.
Bank Indonesia merilis data cadangan devisa per Agustus 2021 yang melonjak tinggi dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia gagal mendorong optimisme investor hingga akhir sesi perdagangan. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2021 tercatat sebesar US$144,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2021 sebesar US$137,3 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Leader: BBRI, HMSP, BMRI, SUPR, BSIM dan Laggard: TPIA, DCII, ARTO, ASII, BUKA.
|Baca juga: Anak Usaha Mahaka Radio Integra (MARI) Raih Pendanaan dari Gojek
Sementara itu, bursa Asia berpotensi bergerak dengan hati-hati pada perdagangan hari Rabu setelah adanya penurunan saham di AS di tengah kekhawatiran bahwa varian delta dari Covid-19 dapat memperlambat pemulihan ekonomi dari pandemi. Kontrak berjangka AS berfluktuasi setelah S&P 500 jatuh dan Nasdaq 100 naik ke rekor karena investor mencari area pasar yang lebih defensif.
Ekuitas teknologi China yang terdaftar di AS melonjak pada taruhan bahwa tindakan keras peraturan Beijing yang terburuk telah berlalu. Di saat ekuitas global yang terus mencapai rekor tertingginya dan prospek pembukaan kembali ekonomi yang lebih lambat serta pengurangan dukungan stimulus darurat dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa menyebabkan beberapa kekhawatiran investor.
Minyak mentah dan aluminium termasuk di antara komoditas yang mundur karena greenback yang lebih kuat. Bitcoin jatuh di tengah implementasi undang-undang El Salvador yang sulit yang membuat mata uang kripto legal. Investor akan menanti data pertumbuhan ekonomi di Jepang dan dari dalam negeri investor akan menanti data indeks keyakinan konsumen. Sehingga secara sentimen pergerakan IHSG berpotensi terkonsolidasi. Aca