Partisipasi pemerintah ini dalam bentuk inbreng saham PT Pegadaian dan PT PNM, sehingga kini keduanya menjadi anak usaha langsung BBRI. Sebagai catatan, rights issue ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan nomer 7 di dunia.
Setelah BRI, anak usahanya yaitu PT Bank BRI Agroninaga Tbk (AGRO) juga baru saja mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan rights issue. Rencananya, AGRO akan menerbitkan 2,15 miliar saham baru, namun harga rights issue belum ditentukan.
Baca juga: Jababeka dan Global Sukses Solusi Garap Digitalisasi Kawasan Industri Cikarang
Hal ini bertujuan untuk memperkuat perubahan citranya, dari sebelumnya sebagai bank agrikultur, menjadi bank yang berorientasi pada transformasi digital dan potensi gig economy.
Rights issue jumbo BBRI cukup menyerap likuiditas investor karena menghimpun Rp41,2 triliun cash dari investor publik. Sebagai perbandingan, nilai ini hampir setengah dari kapitalisasi pasar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) (market cap: Rp95,9 triliun per 29 September 2021).
Sementara itu, rights issue dan rebranding AGRO menjadi bagian refocusing portofolio BBRI. Tujuannya adalah melayani kelas pekerja gig economy lewat metode yang familiar dengan market tersebut, yaitu digital banking. Aha (Edi)