Media Asuransi – Tim riset Samuel Aset Manajemen (SAM) mencatat ada pemulihan ekonomi di mana-mana, di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat dari penguatan indeks bursa di sejumlah negara sejak awal tahun ini dan mulai terjadinya inflasi bulanan di Indonesia, menandakan mulai pulihnya percaya diri konsumen untuk membelanjakan uangnya.
“Pasar saham global cenderung mengalami penguatan sejak awal tahun hingga bulan Mei 2021, meskipun ada beberapa indeks saham yang masih mencatatkan hasil negatif sepanjang tahun berjalan 2021,” tulis riset SAM yang dirilis pekan pertama Juni ini. Indeks saham Swedia (OMX Stockholm) mencatatkan kenaikan tertinggi, sementara indeks saham Filipina (PSEi) masih mencatatkan pelemahan terbesar.
Hampir seluruh indeks saham negara-negara maju mencatatkan hasil yang positif, dipimpin oleh indeks saham Swedia (OMX Stockholm), diikuti oleh Jerman (DAX), Eropa (STOXX 600), Amerika Serikat (S&P 500), Inggris (FTSE 100), dan Denmark (OMX Copenhagen).
|Baca juga: BEI dan MES Luncurkan Indeks Syariah Baru
Indeks saham di beberapa negara berkembang juga melanjutkan penguatan sejak awal tahun. Indeks saham Taiwan (TWSE), Mexico (S&P/BMV), Afrika Selatan (FTSE/JSE), Rusia (MOEX), dan Korea Selatan (KOSPI) memimpin penguatan. Di sisi lain, indeks saham di sebagian kawasan ASEAN lainnya cenderung masih mengalami pelemahan sejak awal tahun.
Sektor energi, finansial, industrial dan material cenderung menjadi sektor yang berkinerja terbaik secara global sejak awal tahun. Sektor-sektor yang cenderung defensif (konsumsi, kesehatan, dan utilitas) memiliki kinerja yang relatif tertinggal dibandingkan indeks acuannya. Hal ini masih menunjukkan bahwa posisi keyakinan investor cenderung pada sektor-sektor siklikal seiring membaiknya perekonomian dunia dan menguatnya harga-harga komoditas utama.
Penguatan harga minyak dalam beberapa minggu, menjadi sentimen yang positif bagi indeks saham secara global. Indeks dolar AS kembali melemah selama dua bulan berturut-turut. Pelemahan ini turut mendukung penguatan harga-harga komoditas utama.
|Baca juga: Inflasi Mei 0,32 persen, Bank Indonesia Berkomitmen Jaga Inflasi 2021 Sesuai Target
Perekonomian Dalam Negeri
Di dalam negeri inflasi tahun ke tahun di bulan Mei 2021 tercatat sebesar 1,68%, naik dalam dua bulan terakhir. Di sisi lain, inflasi inti tercatat sebesar 1,37%, juga naik dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Dalam bulan ke bulan, terjadi inflasi sebesar 0,32%. Adapun inflasi saat ini masih di bawah level sebelum pandemi. Menurut survei konsumen Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sudah kembali ke zona optimistis (indeks >100), setelah berada dalam zona pesimistis sejak April 2020. Kenaikan ditopang dari membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang.
Sementara persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih dalam zona pesimistis meskipun dalam tren yang terus membaik. Perbaikan kondisi ekonomi juga ditunjukkan mulai pulihnya permintaan impor, baik impor barang konsumsi maupun barang modal dan bahan baku. Namun kinerja ekspor yang terus meningkat tetap mampu membuat neraca perdagangan berada di zona surplus. Wan