Media Asuransi – Saham maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia anjlok 16,45 % dalam sepekan usai pengumuman penawaran pension dini kepada karyawan. Pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Mei 2021 atau pada hari pengumuman harga saham dengan ticker GIAA di angka Rp 316 namun harga penutupan di perdagangan Senin, 31 Mei 2021, berakhir di Rp264 per saham.
Analis saham Lucky Bayu Purnomo, mengatakan bahwa penurunan harga saham terkait dengan berita penawaran pensiun dini ini, “Ya, pasti terkait,”ujarnya saat dihubungi Media Asuransi, Senin sore.
Lucky mendukung kebijakan manajemen Garuda ini karena akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Pandemi Covid-19 menggerus seluruh pendapatan perusahaan penerbangan dunia karena orang di seluruh dunia takut berpergian.
“Pandemi membuat penurunan pendapatan Garuda namun di sisi lain pengeluaran perusahaan tetap,”urainya.
Lucky menambahkan, langkah efisiensi ini akan menaikkan daya tawar Garuda kepada kreditor terkait negosiasi pembayaran utang. Kreditor akan mempertimbangkan kesungguhan manajemen Garuda membenahi keuangan perusahaan sebagai poin untuk meringankan utang.
Mempertahankan kelangsungan usaha
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa langkah pensiun dini diambil agar maskapai nasional tersebut bisa bertahan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. “Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan ditengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukkan titik terangnya di masa pandemi Covid-19 ini,” ujar Irfan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 21 Mei 2021 lalu.
Irfan menjelaskan, saat ini Garuda Indonesia tengah berupaya melakukan pemulihan kinerja usaha di masa pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan agar perusahaan lebih sehat, serta adaptif menjawab tantangan kinerja usaha di era kenormalan baru. Wan