Hasil riset Sun Life Financial Asia Health Index 2016-2017 mencatat bahwa sebagian besar generasi muda Indonesia belum rutin berolahraga (mencapai 51 persen), tidur kurang dari enam jam per hari (34 persen), serta memiliki kebiasaan makan tidak sehat (32 persen). Penduduk Indonesia yang mengatakan bahwa mereka merokok lebih dari satu kali per hari juga lebih tinggi persentasenya dibandingkan negara lain, yakni 22 persen berbanding 1 persen secara regional. “Jika dibiarkan, kondisi ini memicu kemungkinan timbulnya berbagai penyakit tidak menular (PTM,” kata Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia Elin Waty, dalam jumpa pers kampanye ‘Live Healthier Lives’ di Jakarta, 8 November 2018.
Elin menuturkan bahwa menyambut Hari Diabetes Sedunia yang diperingati setiap tanggal 14 November, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) kembali mengingatkan masyarakat khususnya generasi muda, agar mengurangi risiko timbulnya berbagai penyakit berbahaya di masa datang. “Mengusung kampanye ‘Live Healthier Lives’ yang merupakan bagian dari inisiatif regional perusahaan, Sun Life menaruh perhatian besar terhadap kondisi ‘Generasi O’ di tanah air,” tuturnya.
Lebih lanjut Elin Waty menjelaskan bahwa riset Sun Life Financial Asia Health Index 2016-2017 merupakan kelanjutan dari survei serupa tahun 2014. Hasil riset 2014 menemukan bahwa, masyarakat di Asia termasuk Indonesia, berpotensi untuk masuk dalam kategori ‘Generasi O’, yakni mereka yang terlalu banyak bekerja (overworked), banyak makan tidak sehat (overeating) dan hidup makin kewalahan(overwhelmed).
Populasi ‘Generasi O’ semakin meningkat, seiring dengan gaya hidup masyarakat khususnya generasi muda, yang cenderung menjalani pola hidup tidak teratur, mengabaikan asupan makanan yang baik, jarang olahraga serta mendapat tekanan dari berbagai pihak. “Padahal generasi muda Indonesia memiliki potensi yang besar untuk meraih berbagai target yang mereka tetapkan, dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Untuk itu, Sun Life mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk memberikan perhatian lebih pada kondisi kesehatan mereka, melalui kampanye ‘Live Healthier Lives’”, ujarnya.
Berbicara tentang tantangan yang dihadapi Generasi O, seorang pengamat gaya hidup yakni Dwi Sutarjantono menjelaskan bahwa teknologi telah mengubah pola hidup dan tantangan yang dihadapi generasi saat ini, yang bahkan tidak ditemukan pada generasi sebelumnya. Mereka ini memiliki karakter yang senang dengan tantangan, bekerja cepat, serta ambisius. Namun di sisi lain, semangat ini membawa mereka pada kondisi kelelahan secara mental maupun fisik. Belum lagi persaingan yang semakin keras, serta permasalahan identitas yang kerap dialami akibat berkembangnya media sosial.
Dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi, generasi ini cenderung memilih cara instan untuk menyelesaikan masalah, misalnya dengan bekerja hingga larut, mengonsumsi makanan cepat saji, serta menyibukkan diri dengan gadget – yang tanpa disadari pada akhirnya justru berakibat pada munculnya berbagai masalah baru, utamanya di bidang kesehatan. “Sejatinya pemahaman mereka akan pentingnya pola hidup sehat sudah cukup baik, namun sayangnya hal ini belum diimbangi dengan perbuatan dan komitmen yang nyata,” katanya dalam diskusi panel saat jumpa pers kampanye ‘Live Healthier Lives’.
Pola hidup yang tidak sehat menjadi penyebab utama timbulnya berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), diabetes misalnya. Padahal, penyakit tidak menular sesungguhnya dapat dicegah dengan mengendalikan berbagai faktor risiko, salah satunya dengan rutin melakukan aktivitas fisik. Dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia ASIAN GAMES 2018 Grace Joselini dalam kesempatan yang sama menambahkan, meluangkan waktu minimal 30 menit per hari untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, dapat membantu menjaga kesehatan secara umum.
Sebagai langkah awal, dia menyarankan olahraga basic seperti jalan cepat, jogging, serta lari dapat dijadikan pilihan tepat. “Selain mudah dilakukan, olahraga lari khususnya juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina, menurunkan risiko mengidap penyakit, meningkatkan metabolisme tubuh, hingga membantu melepaskan hormon endorfin, yang membuat perasaan menjadi lebih rileks. Di sisi lain, lari dan gaya hidup sehat tengah menjadi tren tersendiri, yang tentunya baik untuk diterapkan dan perlu diiringi dengan komitmen berkelanjutan,” tuturnya.
“Sebagai pengejawantahan dari kampanye ‘Live Healthier Lives’, Sun Life mengajak masyarakat untuk mengikuti Sun Life Resolution Run 2019 yang akan digelar pada Januari 2019,” kata Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia Shirrly Ge. Dia jelaskan, acara ini menjadi bagian dari rangkaian aktivitas Sun Life Resolution Run yang diadakan di lima negara, yakni Hong Kong, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam.
Menurut Shierly, kegiatan ini merupakan langkah pertama bagi masyarakat untuk mewujudkan resolusi hidup sehat mereka. “Olahraga lari dipilih Sun Life, karena berdasarkan hasil riset Sun Life Financial Asia Health Index di 2016-2017, ternyata 60 persen responden memilih meluangkan waktu lebih banyak untuk melakukan olahraga lari. Melalui kampanye ‘Live Healthier Lives’, kami ingin menawarkan solusi sehat, sejalan dengan visi Sun Life untuk terus mendampingi masyarakat meraih masa depan yang sehat dan sejahtera,” tuturnya. Edi