Media Asuransi – Volatilitas pasar saham dengan kecenderungan terkoreksi, berdampak langsung pada reksa dana saham yang juga mengalami koreksi. Dalam kondisi seperti ini, apa yang harus dilakukan oleh para investor, khususnya investor pemula?
Menurut Interim Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen (MAMI) Afifa, koreksi yang terjadi di pasar saham saat ini disebabkan oleh absennya investor asing di pasar saham Indonesia. Hal ini tidak akan berlangsung selamanya. Pada saatnya pasar saham akan kembali membaik.
Nah, dalam kondisi reksadana saham yang masih terkoreksi seperti ini, investor pemula sebenarnya dapat mengambil posisi beli. Sehingga pada saatnya nanti harganya kembali normal, maka NAB-nya akan meningkat dengan sendirinya. Hal seperti ini yang perlu disadari oleh para investor pemula.
Afifa mengingatkan para investor pemula bahwa secara umum ada empat jenis reksa dana yang bisa dipilih investor pemula dalam melakukan investasi. “Ada reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham,” katanya dalam webinar Basic Investment MAMI, Sabtu, 24 Oktober 2020.
Jenis reksa dana tersebut diklasifikasi berdasarkan potensi hasil investasi, tingkat fluktuasi, dan jangka waktu investasi yang disarankan.”Secara umum, reksa dana dibagi menjadi 4 kelas. Semuanya punya volatilitas atau kecepatan naik turunnya return atau keuntungan yang berbeda-beda. Maka dari itu, penting bagi investor menentukan terlebih dahulu tujuan investasinya agar dapat menyesuaikan harus memilih jenis reksa dana yang mana,” jelas Afifa.
Jenis pertama adalah reksa dana pasar uang. Potensi hasil investasi dan fluktuasinya cenderung rendah dengan jangka waktu investasi yang disarankan paling tidak setahun atau lebih. Reksa dana pasar uang memiliki underlying deposito (time deposit). Reksa dana pasar uang mempunyai instrumen obligasi yang jatuh temponya dapat di bawah satu tahun dan menawarkan keuntungan setidaknya 20 persen setahun.
“Tentunya, volatilitas atau arus naik turunnya risiko dari reksa dana ini rendah jadi sangat cocok untuk mereka yang butuh investasi jangka pendek dan pencairannya juga bisa cepat,” jelas Afifa.
Selanjutnya reksa dana pendapatan tetap. Pada reksa dana ini, investor dapat berinvestasi minimal 80 persen pada instrumen obligasi dengan jangka jatuh tempo kurang lebih setahun. “Potensi imbal hasilnya tentunya lebih baik ketimbang pasar uang dan direkomendasikan untuk investor jangka menengah,” tambahnya.
Kemudian ada reksa dana campuran yang risikonya mulai meningkat. Campuran maksudnya merupakan paduan porsi saham dan porsi pendapatan tetap. Sehingga, antara porsi obligasi dan saham dapat lebih seimbang. Tingkat fluktuasinya akan sedikit berada di atas pendapatan tetap, namun tidak setinggi reksa dana saham yang memiliki volatilitas paling tinggi.
Sedangkan yang keempat adalah reksa dana saham dengan tingkat risiko yang paling tinggi. Meskipun risikonya tinggi, reksa dana saham merupakan reksa dana yang paling menguntungkan. “Namun, reksa dana saham tidak dianjurkan bagi Anda yang belum begitu berpengalaman, karena tingkat volatilitas dan fluktuasinya tinggi. Biasanya, reksadana saham digunakan untuk investasi jangka panjang, setidaknya lebih dari 10 tahun,” tutur Afifa. Edi